Kehabisan BBM di jalur kanan, bikin Haryono, seorang pemudik panik. Begitu juga Riyadi, pemudik asal Tangerang, Provinsi Banten. Meski masih ada BBM, tapi kemacetan membuatnya was-was. Lama-lama bensinnya pun tiris.
Kemacetan memang tak bisa dihindari, karena volume kendaraan meningkat drastis selama mudik lebaran dan arus balik. Mobil merekapun mogok menyebabkan kemacetan. Antrian kendaraan tak bisa dihindari. Haryono pun mencoba menghubungi call center 135.
Selang beberapa saat, petugas dari Pertamina datang membantu mengantarkan BBM. “Layanannya cepat, saya telpon, beberapa saat kemudian ada orang Satgas Pertamina datang menghubungi menanyakan titik posisi dimana,” jelas Haryono yang diabadikan dalam tayangan video testimoni pemudik, di ajang Apresisasi Satgas Pertamina MOR III.
Haryono terbantu, dan bisa melanjutkan perjalanannya. Namun keberhasilan Haryono mendapatkan BBM tidak semata-mata karena dibantu Call Center 135 saja, tetapi juga dibantu aparat kepolisian yang mengatur lalu lintas dan menjaga agar BBM kemasan yang dibawa bisa sampai di tempat pemudik terjebak dan kehabisan BBM.
Lain lagi pengalaman Riyadi, pemudik asal Tangerang, Provinsi Banten. Dia dan keluarga melakukan perjalanan ke Surabaya, Kamis, 30 Juni 2019 silam. Kemacetan tak bisa dihindari, karena volume kendaraan meningkat drastis. Jarak Jakarta – Bekasi yang bisa ditempuh maksimal 1 jam pun, ditempuhnya hinga 5 jam.
Riyadi, semakin was-was karena kemacetan membuat BBMnya tetap digunakan, karena mesin tetap menyala. Ketika ingin masuk ke rest area untuk mengisi BBM di SPBU, ditutup oleh aparat kepolisian. Karena Rest Area sudah tidak bisa menampung pemudik.
Riyadi pun terus melanjutkan perjalanan, sembari mencari beberapa rest area untuk mengisi BBM. Nyaris saja dia putus asa, hingga akhirnya di KM 130 A, dia mampir ke rest area yang belum memiliki SPBU.
“Menolong sekali, maksudnya mau istirahat sebentar ternyata ada SPBU Mini, seperti ini. Benar-benar terbantu,”kata pria yang testimoninya ditayangkan saat acara Apresiasi Satgas Pertamina Siaga Marketing Operation Region III, di Ballroom Hotel Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat.
APRESIASI PERTAMINA
Pertamina memberikan apresiasi kepada Satgas Pertamina Siaga Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) 2019. Mereka dianggap telah berhasil mendukung kelancaran pasokan BBM dan LPG. Baik di tol maupun non tol kepada pemudik dan arus balik lebaran lalu.
Apresiasi tersebut disampaikan langsung SVP Marketing Retail & Sales PT Pertamina (Persero), Jumali, yang sekaligus memberikan keynote speach pada acara “Apresiasi Satgas Bagi Mitra Pertamina Siaga 2019” di Hotel Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat (25/6/2019) memberikan apresiasi.
“Saya amat apresiasi berbagai pihak, tentunya keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak tidak hanya kerja satgas saja”, ungkap Jumali di Jakarta, Selasa (25/06/2019).
Jumali mengakui, melalui acara apresiasi ini, sekaligus sebagai sarana untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan dengan program mudik 2019 lalu.
“Sebelumnya kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran. Ucapan terima kasih yang pertama, jelas dari pihak kepolisian. Bapak-bapak polisi yang mulai dari persiapan sampai selesai”.
Diakui, beberapa kali pihaknya melakukan pertemuan. Misalnya ketika pihak Pertamina diundang rapat di Kantor Korlantas. Bukan sekali dua kali tapi lebih dari 2 kali. Kemudian Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, tempat Markas Besar Polri, tapi juga diundang untuk persiapan mudik dan arus balik lebaran. Terakhir monitoring direksi. Kami diajak bersama dengan Kapolri dalam rangka mensukseskan 2019.
Selain pihak kepolisian, Pertamina juga berterima kasih kepada pihak Kementerian Perhubungan yang sehari-hari sangat membantu mensukseskan pelayanan distribusi BBM dari tim Satgas Pertamina Siaga Ramadan dan Idul Fitri (RAFI) 2019.
“Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak pengelola jalan tol. Baik itu Jasa Marga atau operator lain yang telah memberi izin kepada Pertamina untuk memberikan layanan distribusi dan penempatan SPBU mini di rest area. Khususnya bagi kebutuhan kepada para pemudik”.
Mereka semua ini, kata Jumali, mempunyai peran yang luar biasa dalam menyukseskan program ini. Bukan hanya SPBU yang ada di tol, tetapi juga SPBU-SPBU yang non tol. Semua ini sangat berperan termasuk layanan di bulan Ramadan karena kegiatan masa-masa tersebut dimulai tanggal 1 Ramadhan di mana bulan puasa justeru kebutuhan akan BBM dan LPG semakin meningkat.
“Hampir 2 bulan memberi pelayanan karena ini adalah acara tahunan mudik lebaran. Ini bisa berjalan dengan baik, meski setiap tahun kita jalankan, selalu ada hal-hal baru dan hal-hal khusus yang terjadi di luar perkiraan kita”.
Hal-hal baru dan yang khusus terjadi, seperti adanya pengoperasian jalan tol secara fungsional di Jawa Tengah dimana jalan tol itu sebenarnya belum dioperasikan. Namun karena situasi mudik dan arus balik, maka difungsikan demi kelancaran arus lalulintas, terutama bagi pemudik.
“Secara normal belum bisa beroperasi tapi untuk kelancaran arus mudik dan arus balik, lalu dioperasikan secara fungsional. Akibatnya kita harus menyiapkan secara fungsional layanan BBM”.
Tahun ini ada hal yang khusus bagi tersambungnya tol dari Merak sampai tol Probolinggo sepanjang 920 km yang belum ada fasilitasnya, karena memang baru selesai. Sehingga mau tidak mau, Pertamina harus membangun SPBU secara cepat di lokasi itu.
Alhamdulillah dalam dua setengah bulan, bisa menyelesaikan membangun 10 SPBU di tol. Sangat luar biasa bisa selesai dalam waktu 2 setengah bulan. Selama ini perlu waktu 6 bulan.
Beberapa hal menjadi catatan untuk tahun 2020 terkait jalan tol tempat penempatan SPBU. Sejumlah jalan tol akan dioperasikan secara permanen, yakni mulai dari Probolinggo sampai ke Banyuwangi. Juga dari Bakahueni sampai ke Palembang.
Ini harus mulai kita siapkan karena selalu menjadi tantangan bagi Pertamina di saat-saat Ramadhan dan Induk Fitri (RAFI), sebagai pengabdian.
Pertamina juga berterima kasih kepada masa media, dimana perannya memberikan informasi yang tidak sempat diketahui secara langsung dari pihak Pertamina. Beberapa informasi kejadian tentang kendala layanan BBM disampaikan media, terutama di jalur paling selatan, yakni Sukabumi, Cilacap dan Pangandaran.
“Selama ini kita asumsikan wilayah Sukabumi aman terkendali. Tapi ternyata ada media yang jeli. Maka dalam waktu 24 jam di lokasi itu, Sukabumi, Pangandaran sampai ke Cilacap, ternyata dilewati juga pemudik walaupun mereka sambil berwisata di jalur pantai selatan yang terkenal dengan cerita lagenda Nyi Roro Kidul,” katanya.
Dalam acara ini, turut hadir General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III, Tengku Fernanda. Dalam sambutannya, Tengku menyatakan Pertamina MOR III dalam menjalankan tugasnya membentuk tim Satgas Pertamina Siaga Ramadan dan Idul Fitri (RAFI) 2019.
Satgas ini berkoordinasi dengan berbagai pihak. Para Satgas RAFI bertugas 24 jam bahkan mereka melayani para pemudik walaupun mereka juga ingin merayakan kegimbaraan Hari Raya Idul Fitri” ucap Tengku pada Acara Apresiasi Satgas Bagi Mitra Pertamina Siaga 2019 di Hotel Grand Mercure kemayoran (25/6/2019).
Tengku Fernanda mengakui, kerja keras semua pihak dalam melayani masyarakat, menjadi suatu hal yang luar biasa sebagai bentuk ibadah (Nur Terbit)
Asik nih pengalaman si oom.
Tapi gak mau kejadian mogok di jalan kan ?
Mudah mudahan selamanya Pertamina bisa membantu kelancaran pemudik lewat distribusi bbmnya. Aamiin
Mas Yusep benar. Semoga di jalan lancar jaya saja
Kisah Riyadi ini menggambarkan kegelisahan kebanyakan pemudik saat Lebaran. Beruntung Pertamina siaga menyediakan SPBU modular untuk kelancaran mudik kemarin. Kemacetan di jalan tol sudah ngga zamannya lagi nih.
Iya mas Didik semoga ke depan akan ter7jadi perubahan dari KAI,