PASAR SUBUH — Deretan sinar lampu dari bohlam listrik, menerangi pojok jalan yang disulap jadi lapak untuk berdagang. Sementara pojok lainnya yang dimanfaat untuk parkir kendaraan, dibiarkan gelap-gulita
Di tengah suasana seperti inilah, saya mencoba mengintip kesibukan pedagang sayur-sayuran, pada suasana Subuh Ramadhan di Pasar Baru, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu dinihari, 18 Mei 2019.
Aktivitas mereka makin sibuk dengan keramaian pengunjung pasar yang meningkat selama bulan puasa.
.
Di antara pengunjung, bahkan terdapat sejumlah pedagang sayur yang sengaja datang dari daerah atas pasar lain di luar Bekasi.
.
“Mereka ada yang sengaja datang menggunakan mobil bak terbuka, lalu mengangkutnya ke luar Bekasi. Lihat saja, parkiran penuh dengan mobil bak,” kata Rudin, salah seorang pedagang.
Lain lagi pengalaman Ibu Siti, salah seorang pengunjung pasar rakyat ini. Semula ia menyangka makin larut malam pasti makin sepi. Ternyata dugaannya meleset.
“Makin larut malam mendekati sahur, pengunjung makin banyak. Selain itu, makin dini hari, makin murah hehe…”.
Ibu berjilbab ini mengungkapkan, salah satu contoh harga ayam negeri. Biasanya Rp. 45.000/ekor, makin malam turun sampai Rp.38.000/ekor.
Sebaliknya, harga sayur-sayuran tidak boleh “diketeng”. Minimal beli setengah kilogram atau satu kilogram.
Tapi jangan heran, jika harga-harga tersebut akan kembali melambung. Hal itu jika sudah sampai di pedagang pasar kaget, atau pedagang sayur gerobak keliling yang keluar-masuk komplek perumahan.
5 tahun silam (2014), saya sudah pernah menulis mengenai kondisi “Pasar Rakyat” ini di Kompasiana seperti bisa dibaca di link berikut ini :
Pasar Rakyat Kota Bekasi, Transaksi Dilakukan Dini Hari
Namun bukannya mulai tertib, malah semakin semrawut sekarang ini. Walah. Demikian reportase saya dari Kota Bekasi. Salam.
(Nur Terbit)
Tiap kota hampir pasti punya pasar subuh. Ya, biasanya pasar subuh melayani bakul-bakul kecil yang membeli barang dagangan (kulakan) untuk dijual kembali. Tentu saja, selain itu juga melayani pembelanja biasa yang belanja untuk kebutuhan sendiri.
Di Kotaku Semarang, ada pasar subuh Peterongan untuk wilayah timur. Di tengah kota, wilayah barat, selatan atau utara, punya pasar subuh sendiri-sendiri. Fungsi utamanya memang melayani para bakul kecil yang ingin membeli barangan dagangan untuk dijual kembali dalam bentuk eceran.
Betul mas Sudarto, begitulah yang terjadi di Bekasi. Terima kasih sudah mampir. Salam