Kolom

Menulis Cerita Horor Juga Peluang Dapat Duit

Mas Ade si penulis cerita horor menutup kepalanya dengan topeng sebagai ciri khasnya, nampak ketika menyerahkan hadiah kepada saya karena dianggap penanya terbaik di materi yang dibawakannya (foto: Blogdetik)
Written by nurterbit

Banyak peluang kerja yang terbuka untuk memperoleh duit. Tinggal kita bagaiamana menjalani dan tetap terus berusaha menekuninya. Bukankah Tuhan telah mengatur rezeki setiap hamba-Nya? Bahkan, tidak akan pernah tertukar rezeki seseorang dengan rezeki orang lain.

Nah, salah satu peluang untuk mendapatkan duit adalah dengan menulis cerita horor atau cerita seram, yang biasanya bikin sedikit kuduk berdiri itu. Anda yang berbakat menulis, kenapa tidak mengambil peluang baru yang cukup menjanjikan dan terbuka lebar ini dengan mencoba mengangkat cerita horor.

Ada banyak wadah yang bisa digunakan dalam menyalurkan tulisan bergenre horor ini. Antara lain melalui media sosial seperti Twitter, Facebook kemudian selanjutnya bisa dikembangkan menjadi buku dari kumpulan status Facebook dan Twitter tersebut.

Kalau nasib beruntung, cerita horor yang semula dari Twitter dan Facebook ini bisa diangkat ke layar lebar untuk film bioskop atau cerita sinema elektronik (sinetron) di televisi.

Jadi manfaatkanlah sosmed itu untuk kegiatan positif dan menghasilkan manfaat bagi diri dan orang lain. Sosmed bukan hanya untuk galau-galauan,” kata Ade, penulis cerita horror, sambil bercanda.

Senja di Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu. Anak pulau meloncat dari atas "Jembatan Cinta" (foto : Nur Terbit)

Illustrasi foto : Nur Terbit

Peluang Dapat Duit

Belum yakin dengan judul di atas? Menulis Cerita Horor, Peluang Dapat Duit.

Ini sudah dibuktikan oleh Ade, seorang creator akun twitter @kisahhorror. Dengan branding yang dimilikinya sebagai penulis cerita horror, Ade pernah menerima bayaran Rp 500 ribu dengan hanya ngetwit di akun twitternya dengan satu kata: “serem” pada salah satu judul film horror.

Kemudian kicuan saya itu tersebar ke puluhan ribu follower (pengikut, pertemanan seperti di facebook) saya dalam waktu singkat. Hal inilah yang membuat brand (perusahaan) tersebut berani membayar mahal untuk satu kicuan saja,” kata Ade ketika tampil sebagai salah satu pembicara di acara Sunday Sharing #13 BLOGDETIK, Minggu 18 Januari 2015 lalu.

Bahkan dalam “proyek” yang lebih besar, ada buzzer yang menerima bayaran Rp1 juta dalam sekali nge-buzzer produk atau event sebuah perusahaan (brand). Mereka ini biasanya memiliki klout score mencapai 75. Klout score adalah aplikasi berbasis web yang memungkinkan user (pengguna) untuk bisa melihat seberapa besar pengaruh mereka di sosial media.

Komunitas blogger mengelilingi Mas Ade, penulis cerita horor dengan penutup kepala (topeng putih) sebagai ciri khas (foto: Blogdetik)

Komunitas blogger mengelilingi Mas Ade, penulis cerita horor dengan penutup kepala (topeng putih) sebagai ciri khas (foto: Blogdetik)

Apa Itu Buzzer?

Istilah buzzer adalah nama untuk sebutan bagi pemilik akun Twitter yang melakukan pekerjaan atau kegiatan menulis di media sosial Twitter untuk membantu mempromosikan kegiatan (event), promosi produk (review produk) dari satu perusahaan (brand).

Dari kegiatan nge-buzzer ini, sebagai konsekuensi pekerjaannya maka pemilik akun Twitter tersebut biasanya menerima imbalan dari perusahaan yang meminta jasanya untuk ngetwit. Maka jangan heran jika ada buzzer yang dibayar Rp500 ribu sekali berkicau (ngetwit).

Kumpulan blogger saat usai berlangsung Sunday Sharing Blogdetik #13 (foto : Blogdetik)

Kumpulan blogger saat usai berlangsung Sunday Sharing Blogdetik #13 (foto : Blogdetik)

Untuk itu, Ade menganjurkan bahwa untuk meningkatkan personal branding, selain kita harus konsisten pada konten yang ada, juga harus fokus maka brandinglah yang akan mencari kita. Juga pilihlah tawaran kerja sama dengan perusahaan (brand) agar tetap sejalan dengan konsep branding yang sudah dipilih.

Ade juga mengingatkan, bila melakukan kegiatan promosi melalui akun sosial media Twitter, tidak perlu harus memiliki banyak follower atau pengikut. Biar sedikit tapi berkualitas. Hal ini banyak terjadi kesalahpamahan di antara pemilik akun Twitter. Mereka menganggap jumlah follower yang banyak memungkinkan dilirik oleh perusahaan.

Makanya ada juga yang sampai ‘membeli’ follower, padahal tindakan ini salah. Follower banyak, sebenarnya tidak menjamin tapi yang diperlukan adalah kualitas dari follower yang ada. Buat apa kalau banyak follower tapi semuanya ‘siluman’?,” kata Ade yang sudah biasa me-review cerita film horor. Ade sengaja memilih ‘bermain’ hanya di satu tema besar tapi fokus ke special horor. Misalnya ketika ia menulis cerita horor dengan hastag #Syahdu.

Dari mulai membuat status cerita horor di facebook, me-review film horor, kemudian Ade meningkat menjadi penulis buku horror. Sejumlah buku cerita horror sudah ditulisnya. Antara lain : Kisah Horor, Teror Berantai di Sekolah, Rumah Berhantu, Dongeng Tengah Malam, Linimasa, dan Teror Jam 12 Malam.

Dalam memilih cerita horor, pilihlah personal branding yang khas dan temukan passion atau spesialisasi. Sebab menulis cerita horor itu, jangan langsung mengarah ke pembaca tetapi karakter tokoh harus dibangun melalui perasaannya. Deskripsikan cerita itu sedemikian rupa, jangan langsung ke cerita horornya. Misalnya Anda berita soal rumah hantu, lukiskan bahwa rumah itu gelap, sudah lama tak berpenghuni sehingga tidak terurus, dan sebagainya..”

Ade juga mengaku memilih buku sebagai wadah untuk menampung cerita horornya, dengan alasan bahwa buku itu adalah tempat menulis, berkarya sesuai dengan branding yang sudah dipilih. Sebelum jadi buku cerita horor, Ade biasanya rajin menulis dan memuat cerita horornya melalui www.nulisbuku.com.

6 Comments

Tinggalkan Balasan ke adi pradana X