PERNAH dengar soal tambang nikel di Soroako? Ya, Soroako adalah nama sebuah desa di wilayah pedalaman Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Selain terkenal dengan kondisi alam dan tanahnya yang mengandung biji besi (nikel), daerah ini memiliki obyek wisata danau yang sangat mempesona.
Desa Soroako sendiri merupakan cikal bakal Kerajaan Luwu sekaligus dikenal sebagai daerah penghasil besi terbaik di Nusantara. Hasil penelitian Australian National University menyebutkan, Desa Soroako itu sudah dihuni oleh penduduk sekitar 2.000 tahun lalu. Yang luar biasa di desa itu, sebab tanahnya mengandung biji besi.
Menurut keterangan, besi dari desa inilah yang diperkirakan menjadi sumber bagi “pamor Luwu”, kandungan khas pada keris dari Luwu, yang sudah sangat terkenal sejak zaman Majapahit.
Danau “3 Serangkai”
Setidaknya ada 3 danau yang mempesona dari sisi obyek wisata danau di Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Ketiga danau tersebut masing-masing adalah danau Matano, Mahalona dan Towuti. Danau yang masih alami dan terdapat di daerah pedalaman Luwu ini, saling terhubung oleh dua sungai. Salah satunya termasuk yang terluas di Indonesia.
Danau ini sering disebut sebagai danau “tiga serangkai” karena posisi dan pesonanya di pedalaman Luwu. Menurut keterangan, sejak tahun 1979 ketiga danau ini dan hutan di sekitarnya ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan suaka alam dan taman wisata alam.
Danau Matano memiliki luas 164 km2 dengan kedalaman 590 meter. Danau ini merupakan danau terdalam di Asia Tenggara dan terdalam ke-8 di dunia. Sedang Danau Mahalona memiliki luas 24,4 km2 dengan kedalaman 73 meter. Sementara Danau Towuti memiliki luas 561 km2 dengan kedalaman 203 meter. Danau Towuti termasuk danau terluas kedua di Indonesia setelah Danau Toba di Sumatera Utara.
Danau Matano terletak di Desa Soroako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur. Kejernihan air Matano sunggu mempesona karena dipenuhi tumbuhan air berwarna cokelat dan ikan-ikan yang berkeliaran. Penduduk setempat menyebut kawasan ini Pantai Ide. Tak jauh dari sisi barat danau Matano, berdiri berjejer di tepi danau rumah peristirahatan milik perusahaan tambang nikel di Soroako.
Transportasi
Soroako dapat ditempuh dengan angkutan udara dan darat dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dengan menggunakan angkutan pesawat dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, penerbangan ditempuh sekitar 1 jam.
Di seberang Bandara Soroako, terdapat terminal tempat bus dari Makassar dan kota lain sedang parkir. Jadi bila menggunakan transportasi darat ke Soroako, bisa menggunakan bus umum dari Terminal Daya di Makassar mengambil jurusan Soroako. Perjalanan berlangsung sepanjang malam selama sekitar 13 jam.
Untuk mengunjungi ketiga danau yang mempesona tersebut, tidak ada transportasi umum karena lokasinya masih termasuk berada di pedalaman Luwu. Hanya ada ojek motor yang bisa disewa dengan tarif sesuai jarak. Bila ingin melihat Danau Matano dan berkeliling Soroako, juga dapat menyewa mobil.
Perjalanan ke Danau Towuti di Wasuponda, diperlukan waktu sekitar setengah jam dari Soroako. Sedang kalau menuju Danau Mahalona, dibutuhkan waktu sekitar satu jam dari Wasuponda. Alat transportasi bisa menggunakan mobil sewa.
Sementara untuk berkeliling danau, pengunjung dapat menyewa perahu bermotor, atau penduduk menyebutnya dengan “Ketinting”.
Pulau Kecil dan Dingin
Selain danau “tiga serangkai” ini, masih banyak termpat menarik lain di Soroako sebagai obyek wisata yang mempesona. Antara lain Pulau Kucing, yaitu satu gugusan karang kecil dengan dua pohon mangga besar. Juga ada Kali Dingin, sungai yang airnya tetap dingin hingga bertemu dengan air danau yang hangat.
Di Desa Mahalona, kurang dari sejam dari dermaga Soroako, pengunjung dapat membasuh muka di Mata Air Bora-bora. Letak mata air ini hanya beberapa langkah dari tepi danau dan dasarnya sering mengeluarkan gelembung udara.
Tks, keren….
Sip…