Sosok Wawancara

Curhat di Mobil Anti Galau Yuk !

foto Nur Terbit
foto Nur Terbit
Written by nurterbit

Nah mau curhat soal persoalan sosial? Datang deh ke Mobil Anti-Galau.

Persoalan sosial seperti narkoba, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), pembulyan terhadap anak dan berbagai permasalahan lainnya, kini semakin marak terjadi. Karena itu, Pusat Penyuluhan Sosial  Kemensos berusaha pro aktif memberikan upaya penyelesaian masalah.

Salah satunya adalah dengan mengadakan program penyuluhan yang diberi  nama Mobil Anti-Galau di beberapa lokasi Car Free Day (CFD) di  Jabodetabek.  Ini merupakan program jemput bola dari Kementerian Sosial, sehingga masyarakat yang selama ini tidak tahu kemana harus mengadukan permasalahan yang mereka hadapi kini memiliki tempat mengadu.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang program ini, berikut ini hasil wawancara saya dengan Kepala Pusat Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial RI, Dra. Tati Nugrahati S, SE, M.Si., sebagai berikut:

TATI SUGIHARTATI (foto Nur Terbit)

TATI SUGIHARTATI (foto Nur Terbit)

Bisa dijelaskan latar belakang lahirnya kegiatan Mobil anti-Galau di beberapa lokasi Car Free Day ini?

Awalnya kami menyadari bahwa pemberitaan tentang kami di media itu kurang. Kemudian saya melihat kenapa di Car Free Day itu kok banyak orang berkerumun.  Saya berpikir, kenapa saya tidak masuk ke situ ya? Saya waktu itu masih malu-malu, tapi akhirnya berhasil  mendapatkan tempat meskipun di pinggiran, karena tidak memiliki ijin. Saya tidak tahu kalau harus ijin.

Akhirnya, saya dekati Satpol PP, Dishub dan pihak terkait lainnya. Ternyata di samping itu juga harus ada urusan administrasi. Saya ikuti. Dari situ, alhamdulillah sejakt ahun 2015, kami sudah bisa masuk di Car Free Day. Mobil kami berawal dari mobil penyuluhan  keliling. Terus-terang tidak menarik, sehingga tidak dilirik. Kalau ada yang melihat paling berhenti sebentar, lalu pergi.

Tapi kami tidak putus asa. Kami berusaha hadir untuk memberikan penyuluhan dengan berpakaian lucu. Kemudiann pengunjung kami dekati, pasang banner, supaya mereka mau baca. Ada yang melirik kepada kami, tapi pada saat-saat awal paling 5 persen.

Bagaimana perkembangan selanjutnya? Kenapa hanya 5 persen yang melirik?

Ya, kami menyadari  hal itu. Karenanya kami buat satu anggaran dan siapkan kegiatan yang lebih terarah sehingga mulai menarik. Sudah ada 15 persen pengunjung yang datang, karena saya bawa artis yang saya kenal saja. Ada Surya Saputra,  Cintya Lamusu dan lain-lain.

Tidak puas dengan hasil itu, kami ganti mobil. Dari arahan  Menteri Sosial yang waktu itu dijabat oleh Khofifah Indarparawansa, dianggap namanya tidak menarik. Karena itu saya buat  dengan nama: Mobil Curhat, Mobil Anti Galau dan Mobil Ngerumpi. Akhirnya diputuskan Mobil Anti Galau. Saya buat, lalu saya modifikasi. Mobil yang kalau dibuka ada panggungnya, ada ruang konsultasi, ada driver. Setiap kegiatan ada 10 orang yang kami siapkan, termasuk penyuluh, psikolog dan sebagainya. Peralatan, ada keyboard dan  TV besar. Kami buat seperti itu. Karena itu mulailah ramai orang datang.

MOBIL ANTI GALAU (foto Nur Terbit)

MOBIL ANTI GALAU (foto Nur Terbit)

Selain penyuluhan, kegiatan apa saja yang dilakukan pada momen Car Free Day itu?

Kebetulan waktu itu hari olahraga, saya panggil guru senam. Sebab itu, tambah lagi pengunjung. Jadi  setiap minggu orang mulai menunggu kami. Sekarang banyak sekali yang datang,mungkin lebih dari 100 orang, bahkan sampai menutupi jalan.

Meski begitu, saya merasa belum puas. Saya kembangkan lagi. Saya siapkan door prize, yang datang duluan dapat nomor dan kami kasih hadiah. Saat pendinginan sehabis senam, kami jelaskan program-program Kementerian Sosial, baik tentang masalah narkoba, KDRT, dan pembulyan anak.

Kami akhirnya memahami  bahwa perlu sosialisasi. Kalau bapak misalnya tidak diberitahu tentang program kami, tentu bapak tidak tahu. Sekarang setelah ada, orang kalau lihat kami langsung tahu, di situ ada penyuluhan langsung, bisa konsultasi.  Akhirnya semakin banyak yang datang.

Sejauh ini, sudah berapa banyak Mobil Anti Galau yang sudah disiapkan?

Sekarang kami baru punya 3 unit. Ini mobil yang khusus dirancang sebagai Mobil Anti Galau, selain mobil penyuluhan yang lain. Kebetulan kementerian sudah punya mobil LK3 ( Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga).  Ini sudah ada di daerah, sudah memiliki 60 mobil yang menyebar di  daerah. Hanya mungkin belum teroptimalkan.  Jadi, yang saya optimalkan yang 3 unit ini saja. Ini diadakan di Car Free Day Jabodetabek. Sekarang kalau ketemu masyarakat di Car Free Day, saya dikira anggota dewan. Saya dikira kampanye. Ya sudah, biar saja dikira kampanye.

MOBIL ANTI GALAU (foto Nur Terbit)

MOBIL ANTI GALAU (foto Nur Terbit)

Sejauh ini apa saja hasil yang sudah tampak dari pelaksanaan kegiatan ini?

Sekarang sudah ada perkembangan. Setiap minggu sudah ada 5 sampai 10 orang yang konsultasi di Mobil Anti Galau ini. Kita datangkan psikolog. Kalau ada yang perlu rujukan kami juga kasih rujukan, yaitu IPWL (Instalasi Penerima Wajib Lapor).  Kalau mereka butuh konsuiltasi lebih lanjut, mereka bisa datang ke sana. Mereka kaget, koq di sini ada ruang konsultasi. Jadi banyak yang datang. Kadang sampai ngantri, seperti  yang pernah terjadi di Tangerang.

Setiap event Car Free Day, kami siapkan timnya. Dalam kegiatan olahraga, selain dari Kemensos instrukturnya  kami datangkan juga dari komunitas olahraga tertentu.

Bisa dijelaskan masalah apa saja yang terbanyak dikonsultasikan masyarakat dan solusi seperti apa yang dapat diberikan?

Masalah terbanyak adalah masalah narkoba, KDRT dan masalah anak yang dibully.. Misalnya, ada anak yang di sekolah ditekan, sehingga dia malas datang ke sekolah.

Karena itu kami hadir. Selain ruang konsultasi, kami juga sediakan tenda di sekitar mobil yang digunakan untuk anak-anak melakukan kegiatan menggambar dan mendengarkan dongeng. Jadi kalau orang tuanya konsultasi, anak-anak bisa ikut kegiatan menggambar. Gambarnya juga bukan sembarangan, tapi gambar-gambar yang mengandung unsur edukasi. Misalnya, gambar garuda, gambar pahlawan seperti Cut Nyak Din dan sebagainya.

Lalu teman-teman penyuluh kami nanti menjelaskan, ini Ibu Kartini. Ditanya apakah ada yang tahu? Nah, yang dapat menjawab dengan benar dikasih hadiah. Karenanya kegiatan ini ramai. Pernah suatu kali ada Menteri Pertanian datang. Begitu juga Ketua MPR. Karena itu kami dapat penghargaan, karena satu-satunya kementerian yang ada dan selalu hadir di kegiatan Car Free Day itu adalah kami dari Kemensos.

Dari sisi program, sasarannya apa saja?

Kami kan pelayanan sosial. Kami ingin memperkenalkan program-program Kementerian Sosial, untuk menunjukkan bahwa pemerintah hadir di tengah-tengah masyarakat.  Sebelumnya mungkin ada masyarakat yang berpikiran bahwa pemerintah tidak peduli. Tapi dengan ini kami tunjukkan bahwa pemerintah itu peduli. Kalau sosialisasi kan biasanya di hotel. Jadi masyarakat tidak tahu. Tapi dengan kegiatan Mobil Anti Galau ini,masyarakat jadi mengetahui program-program yang dijalankan Kementerian Sosial. Mereka banyak yang datang. Ada yang dari Bandung, dari Medan dan Bali, untuk mendapatkan konsultasi gratis.

foto dok : Nur Terbit

foto dok : Nur Terbit

Dapat anda jelaskan langkah apa lagi yang akan dilakukan menyusul pelaksanaan kegiatan ini?

Kami sudah siapkan juga program yang dianamakan  “Go to School”. Sasarannya adalah SLTP  dan SLA.  Ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan kepada anak sekolah bagaimana menggunakan internet secara sehat. Karena sekarang anak-anak kan gampang sekali mengakses hal-hal negatif seperti pornografi. Ada orang yang memanfaatkan anak-anak dalam penyebaran konten pornografi. Mereka bujuk anak-anak dengan uang Rp. 25.000,- misalnya. Lalu difoto dan fotonya disebar di internet. Nah, kita proaktif datang ke sekolah-sekolah untuk memberikan pelatihan, penyuluhan dan diskusi. Terakhir kami dorong untuk deklarasi bersama murid-murid untuk melawan pornografi, bully dan sebagainya.

Apa harapan anda ke depan?

Kami berharap seluruh SKPD mencontoh kegiatan penyuluhan seperti Mobil Anti Galau ini. Mereka yang mengadakan kegiatan, kami yang siapkan materinya (Nur Terbit) 

61 Comments

Leave a Comment