Apa kira-kira yang terlintas dalam pikiran Anda jika orang menyebut video blogging?
Awalnya saya sendiri mencari yang praktisnya saja. Video adalah gambar bergerak yang diambil dari kamera video atau smartphone, sedang Blogging ya.. dari kata blog + ing atau sedang posting di blog. Jadi Video Blogging adalah memasukkan gambar bergerak (video) ke dalam akun blog kita. Ya begitu deh gampangnya. Koq jadi ribet amat sih. Biasa aja kali ah hehe…
Menurut Dede Ariyanto yang biasa dikenal sebagai Vlogger Indonesia, secara definisi, video blogging (vlogging) adalah kegiatan ngeblog namun menggunakan media video sebagai pengisi konten-nya.
Nah ini salah satu contoh video blogging tapi dalam kategori video blogging traveling. Hanya menggunakan handphone dengan software seadanya:
Walau bukan lagi sebagai fenomena yang baru, ini masih kata Dede, kehadirannya mampu meramaikan dunia blogger.
Nah, dari testimoni singkat dari Kang Dede di ataslah, yang mengusik saya untuk ikut pelatihan membuat video blogging yang dipandunya. Kebetulan saya sudah lama punya akun Blogdetik: www,nurterbit.blogdetik.com
Sebagai blogger yang berlatarbelakang jurnalis media cetak, penyampaian informasi vlogging secara visual, tentunya menjadi keuntungan tersendiri bagi sebagian orang, termasuk saya tentunya. Ya, itu karena lebih mudah dicerna dibanding membaca teks berupa artikel.
“Apalagi karena masih banyak vlogging yang tampil bak stasiun televisi pada umumnya,” kata Kang Dede, saat memberi materi di acara Sunday Sharing #23, Minggu, 20 Desember 2015, di kantor Detikcom, Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta Selatan.
Kegiatan kopdaran blogger yang digelar secara rutin setiap bulan ini, sungguh menarik apalagi berbagi ilmu dengan mengangkat tema “Membuat Video Reportase ala Blogger“. Wah kebetulan kan? Apalagi kegiatan ini gratis dan terbatas hanya untuk 50 peserta.
Saya pun kemudian membawa laptop sesuai persyaratan yang diminta pihak “tuan rumah” — yang kali ini sebagai penyelenggara #SundaySharing23 adalah Ketua Kelas, Horas Silalahi dan Wakil Kelas, Topik Irawan. Keduanya memang adalah blogger bangkotan di mana-mana termasuk di komunitas Blogdetik.

Saya (paling kiri berkacamata) bersama teman blogger sedang serius mengedit video di pelatihan SundaySahring #23 ini (foto: Blogdetik)
Apa Yang Perlu Dipersiapkan?
Ibarat mau terjun payung, tentunya harus menyiapkan payungnya kan? Masak mau terjun payung malah menyiapkan peralatan kosmetik atau peralatan renang, kan gak nyambung hehehe……
Nah, begitu juga dalam membuat video blogging. Ada sejumlah peralatan yang harus dipersiapkan. Menurut Kang Dede, peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan video blogging adalah :
- Camera,
- Tripod/monopo (tongsis),
- Lens,
- Drone.
“Sekarang ini rata-rata sudah era monopo (tongsis), juga era drone”, kata Kang Dede. Gak sederhana kan? Tapi kalau memang mau serius belajar membuat video, coba deh diusahain dulu peralatannya. Boleh pinjam punya kantormu, atau ke tetangga sebelah yang jual material, hehehe….ngaco ya?
Jadi intinya, kita mulai dari terlebih dahulu mempersiapkan perbekalan untuk mengambil gambar video.
Teknik Editing
Adapun teknik editing — menyunting atau menyambung gambar — itu menyusul saja, “yang penting itu sudut pengambilan gambar untuk videonya dulu,”. Adapun editing, bisa nantinya diisi dengan foto, video, dan lagu, bisa juga ditambah yang lain. Tergantung kreasi kita saja.
Untuk penggunaan software editing, disarankan menggunakan: Ulead, Pinnacle, Adobe Primer Pro, iMovie, Movie Maker, Carel Video Studi Pro dan lain sebagainya.
Sebelum berangkat ke lokasi, dari rumah sudah harus mempersiapkan :
- Ide atau gagasan,
- Riset,
- Script,
- Editing,
- Rendering (bahan mentah dimasukkan jadi satu file).
Khusus proses rendering ini, bagi umumnya para video blogging, sering menjengkelkan mereka karena memerlukan waktu lama. Kendala kalau rendering, akibat antara lain adalah karena kapasitas file yang cukup besar, koneksi internet lemot.
Tapi jangan khawatir dulu, pakai resep ATM dan terapkan kepada instruktur yang mengajar video blogging. Yakni Amati, Tiru, Memodifikasi (ATM). Ada juga yang memplesetkan huruf M itu dengan “manut”. Ya, manut aeh karo gurumu, hehehe…
Lalu bagaimana teknik editing, pengisian suara video, menggunakan softwere apa saja selengkapnya di tulisan berikutnya….
(bersambung / Nur Terbit)
Keren, jadi penasaran baca lanjutannya. 🙂
Kang Dede……hehehehe, belajar triknya dari si akang
@Dede Ariyanto, hehehehe…….sabar, lanjutannya lebih seru lagi
mangstaff… keren ini bang Nur..
semoga ilmunya bermanfaat dan bisa di aplikasikan langsung walau masih untuk diri sendiri 🙂
sip …. terima kasih mas Fayyas…makanya rajin saya ikut sunday sharing blogdetik, nimbah ilmu…heheh salam
@GajahPesing, terima kasih, masih taraf belajar dan masih harus dituntun oleh yang lebih senior di dunia video blogging hehehe…. salam
hem sayang gak lanjut sampai habis dalam satu tulisan pak hhe, saya sangat tertarik sekali bahas terkait ini
Mas Sandi…. saya bagi jadi tiga bagian tulisan ini jadi bisa diikuti lanjutannya. Awalnya mau saya padatkabn saja jadi satu bagian saja, tapi sayang kalau saya buang bagian2 kurang penting, jadi solusinya dipilah jadi tiga bagian…
@Sandi Iswahyudi, biar gak bosan membacanya, jadi dibagi-bagi berapa bagian hehehe…
berat juga ya kalo harus ada drone 😀
Betul mbak Clara, belum lagi harganya itu loh…lumayan…salam sudah mampir
@Clara Ingewati, pakai peralatan yang ada aja dulu hehehe…..kayak saya cuma pake handphone Cina murahan hehee
Cara menulis ta’ sekarang sudah lebih “gaul”. Lebih bagus. Yang dulu juga bagus. Tapi yang ini lebih bagus 🙂
Iya ya .. lagi tren pembahasan vlogging ini.
MEnarik sekali ada sharing ta’ di sini. Terima kasih, Daeng.
iye tks…. saya mencoba lebih “gaul” biar artikelnya tidak terkesan serius dan menggurui heheh…
Hehe…ane suka gaya lo masih kaya dulu ngebanyol tapi seriuss….apa kbr mas nur
Kabar baik, alhamdulillah, masih seperti yang dulu, kata lagu pop era Rinto Harahap hehehe
Itu rambut dah banyK kembang jambunya tuh di semir npa bro…
Ada testimoni menarik dari Pak Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah soal rambut. Ketika ditanya oleh Rosiana Silalahi, Pemred Kompas TV, kenapa rambutnya tidak disemir hitam saja biar tidak kelihatan ubannya — kembang jambu istilah Jaya. Dia bilang, orang yang mempertahankan rambutnya tetap putih (uban) dan tidak berusaha menyemirnya, karena dua alasan. Pertama: tidak melawan kodrat sebagai manusia ubanan, Kedua: bukti kejujuran, jujur menyadari diri bahwa ubanan, tidak memanipulasi penampilan hehehehe….
Ada alasannya kenapa gak nyemir rambut. Baca tulisan saya sebelumnya: Kenapa saya tidak menyemir rambut…
Ada alasannya. Baca tulisan saya di blog ini, “Kenapa Saya Tidak Menyemir Rambut”
Kirim salam buat rabiah dari tg priok
Iya Jay, nanti diteruskan salamnya ke Rabiah. Beberapa kali saya dan Rabiah ke Priok dan nyari2 rumah Jay tapi sudah lupa yang mana, maklum sudah beda Priok dibanding jaman saya pengantin baru di Priok era 1980-an..#eh koq bahasannya penganten baru sih? hahaha
Sip….salamnya sudah disampaikan, salam balik katanya Omjay..
Salam kembali katanya Jay….
Tlg pin bb atw no ponsel bisa ga bro…
Hei kemana aja ente? So lama nyandak ketemu heheheh….soal pin bb dan ponsel nanti saya inbox di Facebook ya, terima kasih sudah nyasar ke blog ini …..
Sudah dinibox bro