Reportase

Cara Gampang Membuat Video Blogging (2)

Suasana pelatihan membuat video blogging di acara Sunday Sharing Blogdetik #23 (foto : Nur Terbit)
Suasana pelatihan membuat video blogging di acara Sunday Sharing Blogdetik #23 (foto : Nur Terbit)
Written by nurterbit

Pengisian Suara di Video

Seperti sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya bersama Kang Dede dan Mbak Icha, maka berikut ini kita lanjutkan ke materi bagaimana cara pengisian suara ke dalam gambar video, semoga bermanfaat. Selamat mengikuti.

Untuk pengisian suara ke dalam video yang kita buat, bisa menggunakan perangkat yang ada yaitu bisa langsung ngomong via smartphone. Waktu yang baik untuk mengisi suara video, adalah pagi-pagi saat masih sepi.

Kenapa? Karena pikiran masih jernih habis sholat Subuh, penghuni rumah masih terlelap, anak-anak dan suami/isteri masih mendengkur. Eh, mendengkur juga bisa koq untuk illustrasi musik kata Kang Dede dan Mbak Icha hehehe….

Jangan seperti pengalaman saya saat membuat video traveling “Melancong Ke Belitong Bersama Nur Terbit” yang sudah saya unggah ke Youtube ketika backpacker ke Bangka-Belitung.

Suara live langsung dari smartphone, sehingga terganggu oleh suara desir ombak karena pengambilan gambar di tepi pantai negeri “Laskar Pelangi”.

Tapi bangga juga sih karena Kang Dede memutarnya di kelas Sunday Sharing Blogdetik — topik “Membuat Video Blogging Untuk Blogger” sebagai contoh video blogging menggunakan HP murahan hehehe…

Pengisian suara untuk video yang selama ini dilakukan Kang Dede, diakui banyak dibantu oleh istrinya, Mbak Icha, yang memang suaranya tidak diragukan lagi karena seorang penyiar radio. Tapi kalau kepepet, Kang Dede juga yang langsung mengisi suara aslinya, dan…..hehehe lumayanlah untuk video kelas tutorial, lucu kedengarannya (toss dulu kang Dede heheh).

Menurut Mbak Icha, istri Kang Dede, pengisian suara di video disarankan agar disesuaikan dengan suasana di acara yang mau diliput. Sebab ada juga ilustrasi tambahan yang bisa dimanfaatkan, ada yang jenis melo, slow, medium, midle.

Pengalaman dari kedua suami-istri ini, biasanya membuat naskah cerita untuk video yang akan dibuatnya terlebih dulu. Naskah inilah yang kemudian akan mengikuti video.

“Naskah tadi gunanya sekedar sebagai catatan di otak saja. Gambar dulu diambil, merasakan dulu, mengamati dulu sehingga sudah ada di otak sebelum berangkat dari rumah,” kata nyonyanya kang Dede ini.

Pengisian suara ini, seringkali tidak sekaligus. Bisa ratusan kali baru cocok dan sudah sesuai dengan tema video yang dibuat.  Untuk itu, perlu latihan pagi dengan belajar dengan penyebutan huruf A, I, U, E, O biar terlatih vokalnya.

Benner acara "Membuat Video Reportase Ala Blogger" yang membuat saya tertarik bergabung (dok : Nur Terbit)

Benner acara “Membuat Video Reportase Ala Blogger” yang membuat saya tertarik bergabung (dok : Nur Terbit)

Teknik Pengambilan Gambar

Teknik pengambilan gambar video, menurut kedua suami-isteri ini dilakukan dengan cara:

  • Cut to cut,
  • Roling camera untuk (interview),
  • Angle tidak lebih 90 derajat,
  • Tidak bolak-bolak, maksimal 5 menit,
  • Perhatikan zoom in zoom out.

Yang dimaksud cut to cut, adalah pengambilan gambar secara berangkaian, satu gambar dengan satu gambar distop untuk dijadikan satu file. Yang lebih baik lagi itu langsung stop untuk memudahkan editing nantinya.

Adapun roling camera untuk (interview), untuk sesi tertentu, jangan semuanya. Misalkan ketika mengambil testimoni hanya satu kalimat saja yang hanya intinya saja. Yang lain bisa disimpan atau dibuang saja.

Angle adalah komposisi gambar yang mau diambil, disarankan untuk tidak lebih dari 90 derajat. Usahakan kejar ekspresi si nara sumber biar gambarnya lebih hidup. Misalnya mewawancarai kesan-kesan para juara yang baru saja memenangkan lomba dan menerima hadiah. Ekspresinya dapat, dibanding kalau esok harinya kita mendatangi khususnya rumahnya untuk pengambilan gambar saat wawancara.

Sekarang ini jenis video yang lagi trend adalah video tutorial. Misalnya bagaimana memakai hijab bagi konsumen wanita, atau cara pakai sorban di kepala versi sorban nabi atau rasul bagi konsumen pria.

Disarankan pula bagi kalangan pemula, bikinlah video blogging yang menarik. Sebab, siapa tahu suatu saat akan dipanggil oleh brand, atau ada produser yang tertarik untuk menggunakan hasil video kita.

“Contohnya saya ini, dari dulu sudah melamar ke sejumlah stasiun televisi, juga menawarkan hasil video saya tapi ditolak. Sekarang saya bisa sombong, justeru datang sendiri brand dan stasiun televisi meminta video saya hahahaha…..”, kata Dede smbil tertawa. Asyik kan?

Usul lain, carilah gambar video sebanyak-banyaknya. Jadi waktu editing, gambar dan video yang sudah diambil itu akan dengan sendirinya mengikuti naskah. Saat itulah kita memasukkan gambar yang sesuai dengan naskah. “Terus terang, saya belajar dari jurnalis televisi senior di lapangan”, kata pemilik nama lengkap Dede Ariyanto ini.

Untuk kalangan pemula, juga disarankan agar sebaiknya banyak menggunakan peralatan tambahan, atau mencoba trik-trik yang memungkinkan menyiasati jika narasi di naskahnya terbatas. Caranya: tambahkan animasi dan transisi. Pernah nonton video atau acara TV yang ada gambar animasinya loncat-loncat? Nah itu dia.

Selain itu, durasi usahakan jangan terlalu panjang, jangan terlalu lebay di gambar video, tapi berusaha bagaimana agar bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Yuk itu aja dulu deh ya, lanjut ke artikel berikutnya yang lebih seru lagi….

(bersambung/Nur Terbit)

 

Tulisan terkait :

Cara Gampang Membuat Video Blogging

Leave a Comment