Review

Memotret Itu Gampang, Ini Rahasianya

Dari kiri ke kanan: Nurulita dan Raja Siregar, fotografer muda sebagai pembicara photography coaching clinic 'Capturing Your #EveryDELLife, ditemani MNC Sales Director Intel Indonesia Yohan Wijaya dan Marketing Specialist PT. DELL Indoensia Henri Yoke (foto dok: DELL)
Dari kiri ke kanan: Nurulita dan Raja Siregar, fotografer muda sebagai pembicara photography coaching clinic 'Capturing Your #EveryDELLife, ditemani MNC Sales Director Intel Indonesia Yohan Wijaya dan Marketing Specialist PT. DELL Indoensia Henri Yoke (foto dok: DELL)
Written by nurterbit

 

Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, memotret kini bisa dilakukan setiap orang. Hampir setiap smartphone di pasaran sudah dibekali fungsi kamera. Tinggal bidik dan klik saja.

Ini tentu saja beda jauh saat zaman saya masih remaja. Memotret masih menggunakan kamera biasa dengan roll film. Bisa kebayang kan bagaimana repotnya? Itu berlanjut ketika menjadi wartawan di sebuah surat kabar lokal di Makassar era tahun 1980-an.

Dengan kamera jadoel, saya perlu berhati-hati serta menghemat menggunakan roll film. Pasalnya, setiap kali kutipan obyek yang difoto, harus menjadi berita. Waktu itu jatah dari kantor dibatasi. Satu roll film berisi 36 kutipan, minimal bisa menghasilkan 30-an bidikan foto jurnalistik, sisanya boleh dah sebagai bonus hehe…

Itu kalau bicara sebagai wartawan foto atau reporter merangkap fotografer. Dalam keseharian sebagai penggemar fotografi, tentu tak semuanya berhasil menjadi fotografer handal. Perlu kesabaran, ketekunan, dan tak pernah berhenti belajar.

Nah, ini ada tips dari Nurulita dan Raja Siregar, sebagai langkah awal G-Readers menjadi fotografer handal. Kedua fotografer profesional Indonesia ini berbagi pengalaman saat mengisi acara ‘Capturing Your #EveryDELLife’ di Hotel Mulia, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Raja Siregar, jangan pernah melakukan pemotretan (foto) outdoor dari jam 11.00 – 14.00, mataharinya terlalu atas. Kalau foto agak gelap tambahin lampu. Intinya lebih memperhatikan situasi cahayanya saja. Have fun.

Sedang Nurulita menyarankan, “Jangan mikirin alat. Motret itu harus pakai rasa. Karena lewat foto itu seharusnya yang melihatnya juga bisa merasakannya. Yang penting fotonya ada nyawanya.”

“Bila menggunakan model, bikin modelnya nyaman. Itu syarat utama memotret. Supaya dia mengeluarkan 100 persen bakatnya. Dan selalu kasih compliment ke modelnya. Juga kasih direction-nya jangan terlalu mengatur, dan pakai rasa.”

Tips Dasar Fotografi

Tertarik ingin menjadi fotografer handal? Ini dia beberapa tips dasar dari fotografer muda, Nurulita dan Raja Siregar, yang cocok dipelajari fotografer pemula.

Dalam acara photography coaching clinic ‘Capturing Your #EveryDELLife yang diadakan DELL Indonesia, kedua fotografer muda ini memberikan tips utama dan penting dalam fotografi. Enggak cuma teknis, tapi juga sikap yang harus kita miliki.

Senja di Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu. Anak pulau meloncat dari atas "Jembatan Cinta" (foto : Nur Terbit)

Senja di Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu. Anak pulau meloncat dari atas “Jembatan Cinta”. Kutipan saya ini menggunakan kamera dari handphone smartphone (foto : Nur Terbit)

Berikut 5 tips dasar fotografi dari fotografer muda Indonesia.

Pertama, dalam menghasilkan foto yang bagus adalah foto tersebut harus memiliki rasa. Menurut Nurulita, foto itu harus punya rasa dan bisa menyampaikan rasa itu dalam hasil jepretan. Itu yang utama karena sebuah foto harus punya jiwa. Dan, kita pasti bisa melihat, kok, mana foto yang menyampaikan rasa, mana yang tidak.

Kedua, buat yang lagi liburan, pasti ingin mengabadikan tempat liburan dengan foto yang bagus. Nah, ketika ingin memoto alam terutama di Indonesia, hindari foto antara pukul 11.00 sampai 14.00 WIB karena matahari tepat berada di atas kita. Mungkin agak sorean agar cahayanya lebih bagus.

Ketiga, untuk foto model, bikinlah model senyaman mungkin. Kenalan sama model, berinteraksi dan selalu memberi komplimen. Jadi, bukan skillmemotret saja yang dibutuhkan tapi juga skill dalam berkomunikasi.

Keempat, supaya kita tetap semangat dengan keterbatasan alat fotografi, ada triknya. Misalnya, walau foto memakai hape asalkan kita benar-benar memberikan rasa, maka hasilnya pasti bagus karena ada jiwanya. Yang tidak kalah penting juga adalah kreativitas dalam membingkai suatu objek foto.

Kelima, setelah berhasil menjepret dengan baik sebuah foto, langkah selanjutnya adalah editing. Jadi, selain butuh kamera, kita juga butuh alat penunjang seperti laptop untuk mengedit foto. Laptop penting dalam dunia fotografi karena end result-nya dari situ.

Itulah sedikit tips dari acara “photography coaching clinic, capturing your” #EveryDELLife. Acara ini bertujuan menyebarkan “online campaign” terbaru dari DELL Indonesia yaitu #EveryDELLife.

Selain bertujuan mengedukasi masyarakat bahwa produk DELL bukan hanya sebagai komputer/laptop yang digunakan sehari-hari, Namun juga sahabat di setiap aktivitas. #EveryDELLife sendiri mewakili 7 profesi sebagai representasi 7 warna corporate dari DELL, diantaranya adalah fotografi dan industri kreatif yang terkait di dalamnya.

Turut hadir Henri Yoke selaku Marketing Specialist PT DELL Indonesia, Yohan Wijaya selaku MNC Sales Director Intel Indonesia. Panitia juga memperkenalkan seri terbaru mereka yaitu New XPS 13 dan XPS 15 kepada para peserta. (Nur Terbit)

 

6 Comments

Tinggalkan Balasan ke nurterbit X