Setelah peralatan diambil dan dikenakan oleh masing-masing peserta, kemudian semuanya berjalan kaki dan diarahkan oleh pemandu menuju ke sebuah sungai yang berada di bawah jembatan gantung.
Jembatan ini bisa dilintasi mobil angkot. Hanya saja harus bergantian mengingat berat tonase kendaraan. Karena namanya saja jembatan gantung, ya sesekali terasa kita ikut bergoyang saat kendaraan melintasinya.
Sementara di bawah jembatan gantung ini, mengalir deras air sungai Citatih. Sedang hulunya terdapat Sungai Citarik, tempat arung jeram dengan rintangan yang lebih berat. Kedua aliran sungai ini kemudian bermuara ke laut melintasi obyek rekreasi Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi.
Jaraknya dari tempat pengambilan peralatan arung jeram tadi ke sungai di bawah jembatan gantung, berjarak sekitar 500 meter.
Di tempat ini sudah menunggu sejumlah perahu karet yang di tambatkan di sungai, dikawal oleh sejumlah tenaga pemandu yang siap mengantar melewati derasnya arus sungai Citatih.
Begitu selesai kegiatan arung jeram dan tiba di titik finish, semua peralatan tersebut diserahkan kembali ke petugas khusus. Petugaslah yang kemudian mengumpulkan, termasuk perahu karet di atas mobil bak yg nanti diangkut lagi ke tempat start pertama.
Di tempat ini, juga disediakan tempat bilas menggunakan air bersih, tempat makan dan ruang terbuka untuk mencicipi air kelapa yang disiapkan pengelola arung jeram.
Karena peserta datangnya bersamaan, serentak ke tempat bilas, sempat terjadi antrean panjang. Baik di tempat pria maupun wanita.
Tapi jangan khawatir, tak jauh dari tempat bilas, disediakan tempat khusus untuk mijit, dengan tukang pijit laki-laki dan perempuan. Ada 5 orang tenaga pengurut, 4 wanita cuma 1 pria. Kaki, tangan, punggung, leher diurut dimana sebelumnya dioles minyak khusus.
“Gratis koq Mas, sudah satu paket dengan biaya arung jeram,” bisik teman.
Syaratnya cuma satu, harus meninggalkan nama dan kelompok sebagai peserta arung jeram, nanti tukang pijitnyalah yang melaporkan ke pengelola. Asyik kan? (bersambung)