Reportase

‘Gowes Asmara’ Keliling Kota Pangkalpinang

GOWES PANGKALPINANG bersama Walilota Irwansyah (dok pribadi)
GOWES PANGKALPINANG bersama Walilota Irwansyah (dok pribadi)
Written by nurterbit

Dari sekian kunjungan ke obyek wisata dan kegiatan jalan-jalan selama berada di Ibukota Pulau Bangka Provinsi Babel, inilah salah satunya yang paling berkesan. Yakni ketika berkesempatan bersepeda bareng Walikota Pangkalpinang, Muhammad Irwansyah. Duh, romantisnya…

Koq bisa? Nah itu dia yang ingin saya ceritakan melalui tulisan ini.

PANGKALPINANG memiliki banyak destinasi wisata, gambar saat komunitas blogger Jakarta mampir di rumah antik keluarga Tionghoa di Kota Pangkalpinang (dok pribadi)

PANGKALPINANG memiliki banyak destinasi wisata, gambar saat komunitas blogger Jakarta mampir di rumah antik keluarga Tionghoa di Kota Pangkalpinang (dok pribadi)

Kami hadir di Kota Timah ini untuk memenuhi undangan simpatik dari beliau kepada kami sebagai komunitas #KelasBlogger Jakarta. Selain karena bisa bersama-sama dengan orang nomor satu di Pangkalpinang, juga karena — nah ini dia keistimewaannya sekaligus kenekatan saya — bersepeda jarak jauh bersama istri tanpa persiapan.

Untungnya, bisa berhasil menyelesaikan semua etape perjalanan sejauh lebih dari 30 kilometer berkeliling kota Pangkalpinang itu. Belakangan baru sadar, saya berdua isteri, sungguh benar-benar tanpa persiapan. Dadakan. Baik mental maupun tenaga sebagai mana layaknya persiapan orang yang mau touring sepeda. Nekat kan? Soal napas “ngos-ngosan”, ya jangan ditanya lagi deh hehehe…

WALIKOTA PANGKAL PINANG, Muhammad Irwansyah (foto Nur Terbit)

WALIKOTA PANGKAL PINANG, Muhammad Irwansyah (foto Nur Terbit)

GOWES ASMARA

Acara bersepeda memang terasa dadakan. Malam hari saat tiba di hotel, kami dikabari akan diajak Pak Walikota bergabung di kegiatan Gowes Asmara berkeliling Pangkalpinang. Gowes Asmara ini akronim dari “Gowes Aspirasi Masyarakat”, dimana walikota beserta jajarannya berinteraksi langsung dengan masyarakat di hari Minggu pagi dengan bersepeda. Masyarakat juga sangat diperbolehkan ikutan langsung kegiatan bersepeda.

Sekitar pukul 05.30 rombongan kami tiba di rumah dinas walikota. Sudah tersedia puluhan sepeda untuk peserta “Gowes Amara”. Pukul 06.00, peserta dilepas secara resmi dan sepeda pun mulai kami gowes. Tidak ada aturan protokol yang ketat. Kami boleh mengayuh di belakang, di samping, atau bahkan di depan walikota. Yang penting tetap jaga keselamatan.

“Satu kilo, masih seger. Ceteklah. Dua kilo, tancap gowes. Tiga kilo, lah ko jalannya mulai menanjak dan menurun? Empat kilo, mulai tidak tega melihat istri kelelahan. Lima kilo, kaos mulai basah kuyup. Enam kilo, kamera yang diselempang mulai gak nyaman. Tujuh kilo, kamera mulai dititipkan. Delapan kilo, aduh… mana ini rombongan? Ko tega-teganya meninggalkan saya. Sembilan kilo, perasaan mulai gak enak. Sepuluh kilo, saya cek titik akhir etape pertama bersepeda ini, yaitu Pantai Pasir Padi. Jreng, jreeeeeenggg!!! Ternyata 20 kilometeran,” begitu Kang Rosid menulis pengalamannya di blog pribadi.

GOWES PANGKALPINANG, masih etape pertama. Pak Wali berkaos merah dan saya menyusul di belakang beliau sambil angkat tangan (dok Kelas Blogger)

GOWES PANGKALPINANG, masih etape pertama. Pak Wali berkaos merah dan saya menyusul di belakang beliau sambil angkat tangan (dok Kelas Blogger)

ETAPE PERTAMA

Pengalaman Kang Rosid, juga tak jauh beda dengan pengalaman saya berdua istri hari itu. Sekitar 500 meter meninggalkan rumah dinas, semangat gowes kami masih meletup-letup. Tapi selanjutnya, terutama ketika melewati perjalanan 1 kilometer, sudah terlihat ada peserta yang mulai kelelahan.

Bahkan Non Sari Novita, blogger primadona kami, sempat terjatuh dan sepedanya “nyebur” ke saluran air. Kang Arul yang bertindak sebagai pimpinan #KelasBlogger, malah menimpali dengan nada guyon. “Ah, Sari mah cuma pura-pura jatuh, biar bisa ditolongin anggota Satpol PP yang ganteng..hehe”. Muka Non Sari terlihat merah merona.

Menjelang pertigaan tak jauh dari tempat jatuhnya Non Sari, terlihat rombongan peserta mengambil arah belokan ke kanan. Saya dan isteri mengikuti dari belakang. Sebuah ambulans puskesmas berhenti dan satu mobil bak terbuka ikut menepi, dan segera menaikkan sepeda peserta.

Teman kami, Lita Chan Lai, blogger perempuan yang selama ini dikenal sebagai “Petualang Cantik” dari jauh terlihat dipapah menuju ambulans. “Aduh, Lita gak kuat lagi Bang Nur,” katanya, saat saya tengok dia dari jendela ambulans. Oh ya? Segitu teparnya seorang petualang? Perasaan saya mulai ciut, ikut mengkuatirkan kondisi istri saya.

Tiba di ujung pemberhentian, sudah ada beberapa teman yang nampak diangkut mobil bak terbuka. Saya pura-pura tidak memperhatikan, justeru merekalah yang pura-pura sibuk di atas mobil sambil mengambil foto dan video kami yang masih bertahan sebagai peserta Gowes Asmara, dengan latarbelakang pemandangan Pantai Padi nan elok itu, hehe…

BLOGGER BERPASANGAN, Nur Terbit dan Bunda Sitti Rabiah dalam penerbangan dari Jakarta ke Pangkalpinang (dok pribadi)

BLOGGER BERPASANGAN, Nur Terbit dan Bunda Sitti Rabiah dalam penerbangan dari Jakarta ke Pangkalpinang (dok pribadi)

Hanya sekali saya dan istri bisa menyusul sepeda Pak Wali dan jajarannya. Itu pun karena mampir istirahat tak jauh dari arah menuju bandara. Selanjutnya saya kemudian ditinggal jauh. Luar biasa memang tenaga beliau. Kang Rosid sempat penasaran melihat walikota yang masih tampak segar. Dia kepo dan berusaha menanyakan usia Pak Wali ke salah seorang rombongan.

Ternyata beliau kelahiran 1983, dan merupakan salah satu politisi muda PDIP. Muda banget ya? “Wualah, pantesan, umurnya cuma seleisih 4 tahun dari saya, ditambah lagi bersepeda sudah menjadi rutinitasnya,” kata Kang Rosid, yang mungkin gak sadar kalau umur saya sendiri malah jauh lebih muda lagi. Eh, maksudnya usia Pak Wali masih sepantaran anak sulung saya hehehe….

Perjalanan bersepeda ini, akhirnya berakhir di sebuah rumah makan di tepi pantai. Rombongan Gowes Asmara di Pesona Pangkalpinang ini pun sarapan pagi dan beristirahat. Di sela-sela istirahat itulah, komunitas blogger mengambil kesempatan wawancara secara kroyokan, termasuk selfi bersama Pak Walikota. Saya dan istri “selonjoran” sambil menarik lapas. Selesai sudah perjalanan panjang bersepeda keliling kota Pangkalpinang.

GOWES PANGKALPINANG, sudah etape kedua. Pak Wali berpeganfan tangan dengan blogger Bowo Susilo dan saya mengintip dari belakang di bawah kedua angkat tangan mereka (dok Kelas Blogger)

GOWES PANGKALPINANG, sudah etape kedua. Pak Wali berpeganfan tangan dengan blogger Bowo Susilo dan saya mengintip dari belakang di bawah kedua angkat tangan mereka (dok Kelas Blogger)

ETAPE KEDUA, WUUAAAH..

SIAPA bilang selesai sudah perjalanan panjang bersepeda keliling kota Pangkalpinang? “Ini baru separuh perjalanan, Bang Nur. Kita kembali lagi ke rumah dinas Walikota. Di sana finishnya,” kata Bowo Susilo, blogger termuda dan masih bujangan itu. Waduh, mate….pinjam istilah penyanyi dangdut Jawa Timur, Inul Daratista.

Terbayang kembali perjalanan etape pertama tadi. Sebenarnya sudah mau berhenti saja menggowes sepeda, tapi saya lihat istri masih bersemangat, ya malu dong. Masak suami sudah menyerah? Hajar lagi bleh… Lalu pelan-pelan sepeda meninggalkan Pantai Padi tadi. Tujuan perjalanan etape kedua Gowes Asmara ini, adalah titik akhir sebagai finish kembali ke rumah dinas walikota yang berada persis di utara Alun-alun Merdeka.

Inilah rute perjalanan bersepeda seperti yang sempat dicacat oleh Kang Rosid. Etape pertama melintasi Jl. Soekarno – Hatta, Jl. Pulau Pelepas, Jl. Pulau Bangka, Jl. Depati Hamzah, Jl. Tanjung Bunga I, Jl. Raya Pasir Padi. Sedang etape kedua melalui Jl. Raya Pasir Padi, Jl. Ketapang Raya, Jl. Yos Sudarso, Jl. Jendral Soedirman. Jauh perjalanan total lebih dari 30 kilometer. Wow…

Detik terakhir jelang rumah dinas walikota, saya berdua istri malah nyasar menuju jalan ke arah pelabuhan laut. Kami ditemukan kemudian oleh petugas dan dituntun menuju rumah dinas. Sesampainya di garis finish, semua peserta sudah terlihat beristirahat, termasuk mereka yang hanya bisa “gowes” sepeda di atas mobil bak terbuka dan ambulans karena keburu kecapean hehe…

Eit..tunggu ada teman kita satu lagi belum tiba di garis finish. Dia adalah Kang Dudi Iskandar. Satu-satunya peserta gowes dari komunitas blogger yang pakai nyasar-nyasar segala.

PESONA PANGKALPINANG bersama komunitas blogger dalam bentuk poster (dok Kelas Blogger)

PESONA PANGKALPINANG bersama komunitas blogger dalam bentuk poster (dok Kelas Blogger)

MANFAAT BERSEPEDA

Satu hal yang membuat saya salut, sebab Walikota Pangkalpinang justeru memilih olah raga bersepeda ini sebagai bagian dari program rutinnya. Selain sebagai sarana menampung aspirasi masyarakat (Asmara), gowes sepeda juga bermanfaat bagi kesehatan.

Dari hasil googling saya di internet, setidaknya ada 30 manfaat bersepeda bagi kesehatan seperti dikutip www.manfaat.co.id. Antara lain bisa mempertahankan daya tahan tubuh mengingat bersepeda adalah bagian dari olahraga. Menyehatkan organ jantung karena mengayuh sepeda perlu tenaga. Detak jantung akan berirama ketika mengayuh. Jarak dekat dan jauh, maka irama detak jantung akan berbeda.

Bersepeda akan membuat otot-otot tubuh menjadi lebih kencang. Semua bagian tubuh digerakkan. Juga bersepeda sekaligus menjalankan diet, mengurangi tingkat stress.

Di pangkalpinang kami menyusuri tepi pantai berpasir, sehingga bisa menyaksikan banyak pemandangan yang berbeda. Lupa dengan segera penat yang melanda, membuat pikiran lebih tenang. Dan banyak lagi manfaat yang lain. Namun karena ini acara dadakan bagi komunitas blogger, praktis kami tidak punya persiapan matang sebelum bersepeda, terutama persiapkan fisik. Pemanasan dengan peregangan otot hanya seadanya.

Pakaian juga khusus bersepeda berbahan ringan, mudah melepas keringat, dan mudah kering. Lah saya? Pakai celana training biasa. Padahal seharusnya memakai celana khusus yang terdapat paddingnya. Bisa kebayang kan bagaimana perihnya “simbol kelaki-lakian” saya berbenturan dengan sadel sepeda yang keras, dan dalam tempo lama serta perjalanan jauh pula.

GOWES PANGKALPINANG dalam pemberitaan media di Pangkalpinang (dok Kelas Blogger)

GOWES PANGKALPINANG dalam pemberitaan media di Pangkalpinang (dok Kelas Blogger),

PERSIAPAN BERSEPEDA

Selain persiapan fisik dan kondisi fisik, tak kalah penting adalah maslah perlengkapan pribadi yaitu helm, sarung tangan, dan alas kaki. Helm yang dimaksud di sini adalah helm khusus pengendara sepeda. Sedangkan sarung tangan berfungsi untuk menyerap keringat dari telapak tangan kita saat bersepeda.

Sedang perlengkapan tambahan juga perlu seperti kunci L atau dengan nama lain allen key, obeng plus minus, pompa, ban dalam sebagai cadangan, pencukil ban, dan alat pemutus rantai.

Nah, inilah cara unik yang dilakukan Irwansyah untuk mempromosikan destinasi wisata di daerahnya Pangkalpinang melalui sosial media dengan bantuan komunitas blogger, Sabtu hingga Senin tanggal 27-29 Februari 2016 silam.

“Kami berharap para blogger membantu mempromosikan Pangkalpinang dengan cara menulis, memotret dan menyebarkan ke seluruh penjuru dunia melalui internet”, imbuhnya.

Pangkalpinang menurutnya, memiliki obyek wisata yang masih perawan dan menawan, promosi perlu ditingkatkan salah satunya melalui media maya. “Internet salah satu media promosi yang sangat efektif, maka saya menyambut baik acara yang digagas para blogger ini”, ungkap Irwansyah.

Pangkalpinang juga akan sering dilakukan kegiatan bertaraf nasional maupun internasional sebagai ajang promosi kunjungan pariwisata. “Kami juga konsentarsi pada persiapan-persiapan agenda wisata di Pangkalpinang. Yakni ‘Pangkalpinang Go Internasional”, pungkasnya.

Makassar, Rabu 7 September 2016 @Nur Terbit

Ini video kami produksi Dede Ariyanto – Farichatul Jannah, pasangan suami istri saat “Gowes Asmara” bareng Walikota Pangkalpinang.

Leave a Comment