HANYA 3 KALI SEHARI
Menjalankan ibadah sholat wajib di atas kapal, memang punya keunikan tersendiri karena dilakukan hanya 3 kali dalam sehari, bukan 5 kali sesuai jadwal sholat wajib seperti selama ini di darat. Kenapa? Ya karena kita berada di atas kapal laut yang sedang berlayar.
***
Semua penumpangnya dalam status syafar, atau musyafir, yakni orang yang sedang dalam perjalanan. Sehingga praktis sholat dijamak khosar, atau digabung. Sholat Dhuhur digabung dengan Ashar. Maghrib digabung dengan Isya. Sedang Subuh berdiri sendiri. Praktis hanya 3 kali waktu menjalankan ibadah. Allah memberikan kemudahan kepada hamba-Nya dengan ”diskon” atau dispensasi sebagai kaum musyafir.
Soal ceramah, kultum (kuliah tujuh menit) di atas kapal laut, menurut Deny, selama ini tidak ada penceramah tetap atau yang khusus ditunjuk naik ke mimbar selama dalam pelayaran. Tapi ditawarkan kepada semua penumpang, siapa yang mampu atau biasa memberi ceramah. “Siapa yang bersedia mengisi tausyiah, ya silahkan. Jadi, amalan di mesjid di atas kapal laut ini tetap berlangsung selama 24 jam,” kata Deny Setia Budi, pengelola mesjid yang saya temui di atas kapal.
Ceramah Subuh di kapal KM Tidar saat itu, disampaikan oleh salah seorang penumpang. Materi ceramah berkisar tentang tugas manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi.
“Tugas manusia adalah menjalankan amanah, yakni amanah kebenaran. Manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, karena memiliki pikiran. Al Ghazali menyebutnya sebagai manusia berpikir, manusia mencari kebenaran dengan selalu bertanya. Jadi intinya manusia diciptakan untuk mencari kebenaran,” kata penceramah tersebut.
Beribadah di atas kapal laut, punya seni tersendiri. Berbeda dengan di kampung, misalnya, sering orang bersikukuh menganut paham tertentu. Masih ada aliran-aliran.
“Tapi di kapal ini, semua membaur jadi satu. Kami mencoba menghindari agar jangan sampai terjadi persilangan pendapat, yang bisa membuat perpecahan umat, terutama soal khilafiah atau tata cara menjalankan ibadah,” kata Deny lagi. (Bersambung)
***
Semoga transportasi laut bisa kembali jaya seperti beberapa tahun lalu ya pak..
Lebih 10 tahun kali saya pulang ke medan ngga pakai kapal laut… Secara di laut 3 hari 2 malam.. Via udara hanya 2 jam…
Dan kalau naik kapal laut banyak juga hiburan diatas kapal..bioskop juga ada..bar ada .. Lumayan lengkap…
Betul Bung Kornelis. Itu sebabnya setelah sekian lama gak naik kapal laut, saya coba kembali waktu pulang mudik ke Makassar sambil bernostalgia hehehe…. terima kasih sudah mampir, salam