Pasangan turis mancanegara, Adam dan Susan, bahkan sengaja membawa motor
berboncengan dan berbulat tekad untuk mencari tahu tentang keberadaan si tebing tenar tersebut. Dengan “peralatan tempur” yang lengkap: kamera video, kamera biasa, berikut sejumlah peralatan yang biasa digunakan memanjat tebing pun diboyongnya.
“Jam 04.20 pagi, alarm berdering, mata masih berat. Namun kami memaksakan diri untuk bangun dan berangkat ke Dago,” tulis Susan melalui blog pribadinya, www.pergidulu.com. Adam juga tidak mau kalah lalu menambahkan illustrasi video di blog Susan itu.
Kedua pasangan turis mancanegara ini mengaku, sejak semalam sebelumnya sudah mencari tahu dari beberapa informasi yang beredar di internet mengenai lokasi tepatnya Tebing Keraton.
“Melihat Google Maps masih belum terbayang karena sepertinya ada beberapa jalan kecil yang tidak muncul di Google Maps atau kadang-kadang ada yang terlihat seperti jalanan padahal sebenarnya itu cuma walking track yang menembus hutan,” tulis Susan.
Jalan Berliku
Bagaimana mencapai lokasi Tebing Keraton? Berikut petunjuk jalan menuju Tebing Keraton. Dari McDonalds Simpang Dago lurus terus ke arah Sheraton sampai melewati Dago Tea House dan Terminal Dago. Tidak jauh dari Terminal Dago, ada jalan bercabang. Yang ke kiri menuju Dago Giri, yang ke kanan ke arah Bukit Dago Pakar, ambil arah kanan.
Dari sana beberapa ratus meter ada cabang lagi. Yang kiri ke Dago Bengkok. Yang kanan masih ke arah Bukit Dago Pakar. Ambil yang kanan. Beberapa ratus meter dari sana, dekat Indomaret di sisi kiri jalan, ada belokan ke kiri ke arah Tahura (Taman Hutan Raya) Ir. H. Juanda. Belok kiri.
Kalau lurus terus nanti bablas ke daerah cafe-cafe seperti belokan ke Sierra, dan Stone Cafe. Jalanan menanjak beberapa ratus meter, di sebelah kiri ada gerbang masuk dan tempat parkir luas untuk Tahura, masih lurus terus.
Tidak jauh dari sana ada jalan bercabang di dekat warung. Jalanan ke kanan ada tulisan Bukit Pakar Utara. Belok kanan. Dari sini jalanan makin menanjak dan kondisinya rusak sekali. Aspalnya sudah banyak yang habis sehingga permukaannya berbatu-batu. Jalanan akan melewati hutan di sisi kiri. Terus sampai ada cabang. Ambil arah yang kiri.
Di sana ada papan sementara yang bertuliskan ‘Tebing Keraton’ serta anak panah ke kiri. Di sini juga jalanannya rusak. Buat yang suka bersepeda mungkin tahu yang namanya Warung Bandrek, di sana banyak cyclist yang suka kumpul-kumpul. Sudah sampai? Oh… belum!
Dari sana jalan terus, di kanan mulai tampak pemandangan bukit-bukit hijau serta rumah-rumah di lereng bukit. Tak berapa lama kemudian akan tampak pemukiman warga. Jalanan akan terlihat berbelok ke kanan, ikuti jalan terus sampai habis pemukiman warga.
Tidak jauh dari sana ada belokan ke kiri yang agak curam. Di belokan itu ada papan penunjuk sementara. Hanya sekitar 100 meter terakhir, jalanan sangat curam dan berbatu-batu.
Tak lama kemudian ada warung di sebelah kanan dan di sisi kiri banyak deretan motor yang diparkir. Sudah sampai? Iya….motornya harus diparkir di sana. Terus Tebing Keraton-nya di mana? Sesudah parkir, jalan ke arah bukit di bawah. Tidak jauh koq, tidak sampai 5 menit (sekitar 100 meter) dan track-nya sama sekali tidak berat. Cuma jalan-jalan lurus saja. (habis)
waah…potonya itu betul betul menggoda iman buat blogger galau.
@fxMuchtar : Siapa dulu dong yang motret hehehe….
Pemandangannya disini cantik, pantes saja cepat populer 😀 jadi pengen kesini lagi deh~
Betul, masih asri, terima kasih sudah mampir mas Fahmi