Reportase Wisata

Seribu Pesona di Kepulauan Seribu

Di atas "Jembatan Cinta" Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu (foto dok pribadi)
Written by nurterbit

APA yang terbetik dalam pikiran Anda jika menyebut Pulau Seribu? Apa? Sekumpulan pulau yang berjumlah seribu? Kalau itu yang terlintas di pikiran Anda, bersiap-siaplah untuk keliru. Sebab Pulau Seribu, atau kawasan Kabupaten Kepulauan Seribu yang masih masuk wilayah Provinsi DKI Jakarta ini, ternyata jumlah pulaunya tak sebanyak namanya.

Faktanya, Kepulauan Seribu “hanya” terdiri dari sejumlah 109 pulau. Di antaranya hanya ada 11 pulau yang berpenghuni alias berpenduduk. Dari 11 pulau berpenghuni ini tersebut, tersebar di dua kecamatan dan sembilan kelurahan. Itu setelah terjadi pemekaran wilayah dan berdiri sendiri sebagai sebuah Kabupaten, dimana Pulau Seribu sebelumnya masih merupakan satu kecamatan dari Kotamadya Jakarta Utara.

Untuk mengunjungi Kepulauan Seribu, ada kapal KM Betok I dan KM Betok II siap akan mengangkut menuju tujuan. Kedua kapal ini melayani warga maupun wisatawan lokal maupun mancanegara, melalui Dermaga Muara Angke, Jakarta Utara.

Di atas kapal dari jakarta menuju Pulau Seribu (foto : Nur Terbit)

Di atas kapal dari jakarta menuju Pulau Seribu (foto : Nur Terbit)

 

Ojek Kapal

Selain itu, warga bisa menyewa ojek kapal sesuai kebutuhan. Bagi wisatawan lokal atau asing, biasanya menyewa kapal dari dermaga Marina Ancol. “Kalau soal transportasi ke Pulau Seribu, ada kapal reguler, ada ojek bahkan carter kapal dari Dermaga Marina Ancol. Bisa pilih sesuai selera dan kemampuan kantong masing-masing,” kata Bupati Kepulauan Seribu, Dr. Asep Syarifuddin, beberapa waktu lalu.

Saya sendiri, sudah beberapa kali mengunjungi Pulau Seribu. Baik melalui dermaga Muara Angke atau dermaga Marina Ancol. Di Muara Angke, juga ada 2 dermaga yang bisa digunakan. Pertama dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) menggunakan kapal kayu bermesin, berbaur dengan masyarakat dan nelayan. Tarifnya sekitar Rp30.000/orang. Tergantung jauhnya pulau yang akan dituju.

Yang kedua melalui dermaga yang dikelola Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Kapal yang digunakan lebih kecil, bermuatan hanya kapasitas 15-20 orang penumpang. Tarif yang dikenakan sekitar Rp50.000/orang. Dalam sehari hanya dua kali pelayaran. Pagi dan siang. Jika tidak terangkut pagi hari, terpaksa harus antri lagi di siang harinya.

Hari itu saya sedikit terlambat sehingga kapal pengangkut sudah penuh muatan, akibatnya harus antre untuk pelayaran siang hari. “Antre lagi Mas di depan loket. Tapi cukup naroh tas aja, itu sudah dianggap ikut antre,” usul petugas loket. Saya tersenyum meski kesal karena harus nunggu beberapa jam lagi. Ah, tas ternyata bisa mewakili kita antre depan loket. Bagaimana kalau ada yang curang menggeser tas kita ya? Hahaha…

Senja di Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu. Anak pulau meloncat dari atas "Jembatan Cinta" (foto : Nur Terbit)

Senja di Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu. Anak pulau meloncat dari atas “Jembatan Cinta” (foto : Nur Terbit)

 

Kepulauan Seribu, seperti dikatakan Bupati Kepuluan Seribu Asep Syarifuddin, merupakan daerah pemekaran, belum menjadi daerah otonomi sehingga dari sisi anggaran menyatu dengan APBD Jakarta. Tapi kontribusi Kepulauan Seribu ke kas daerah cukup signifikan. Dari 11 pulau yang berpenghuni, terdapat 27 resort yang dikelola pihak ketiga, termasuk Taman Impian Jaya Ancol.

Mata pencaharian utama penduduknya adalah lebih dari 24.000 orang mayoritas bekerja sebagai petani nelayan, termasuk perikanan budidaya. Selebihnya pedagang, birokrat dan usaha jasa pendukung pariwisata.

“Kini, banyak resort yang dibangun dan sudah beroperasi di Kepulauan Seribu. Mereka itulah sebagai penopang utama ekonomi warga. Ke depan, akan dikembangkan perikanan budidaya, bahkan pengembangan industri perkapalan dan kepelabuhanan wisata di Kepulauan Seribu,” tukas Asep.

 

Dengan kapal cepat dari Dermaga Marina Ancol, Jakarta, siap membawa Anda berlayar menuju Pulau Seribu (foto : Nur Terbit)

Dengan kapal cepat dari Dermaga Marina Ancol, Jakarta, siap membawa Anda berlayar menuju Pulau Seribu (foto : Nur Terbit)

 

Dilirik Investor

Saat ini, sedikitnya ada lima investor siap menanamkan modalnya di Kepulauan Seribu. Daerah yang diminati antara lain, di Pulau Pari, akan membangun resort dan hotel, Pulau Gosong akan membangun resort, Pulau Dalian Barat, Pulau Dalian Timur akan membangun hotel dan resort.

“Ke depan, industri pariwisata akan terus digalakkan ke Kepulauan Seribu. Kalau selama ini hanya antara 500.000-800.000 wisawatan yang berkunjung ke Kepulauan Seribu setiap tahun, ke depan diharapkan bisa meningkat di atas 1 juta wisatawan. Objek wisata menarik tak kalah dengan Bali, fasilitas pendukung resort dan hotel mulai dibangun. Transportasi diperbaiki, maka target itu bukan hal muluk-muluk,” jelas mantan Wakil Walikota Jakarta Timur itu.

 

Kepulauan Seribu sendiri, luasnya lebih besar dari daratan Jakarta. Tapi, sekitar 70% wilayahnya adalah laut, sehingga butuh trik dan penanganan ekstra. Tapi, apapun bisa dikembangkan dan menjadi komoditas unggulan bagi Jakarta jika dikembangkan secara profesional. Kekayaan alam Kepulauan Seribu terutama migas sangat besar. (*)

* Tulisan ini pernah dimuat di koran Harian Terbit, mingguan Terbit Top, Kompasiana.com dan Majalah Bulanan Inisiator

4 Comments

Leave a Comment