Suatu saat bus Transjakarta yang melayani penumpang di Ibukota Jakarta, konon akan dilengkapi toilet (WC) dan fasilitas wifi untuk internetan. Benar gak sih?
Kalau benar, wah ini berita gembira namanya. Betapa asyiknya nanti para penumpang pengguna busway ini ya? Sudah kebayang bagaimana mereka yang tergolong “maniak” jaringan internet, para pengguna sosial media, atau penumpang yang “kebelet pipis” di atas bus, gak bakalan bermasalah lagi.
Kenapa? Ya, sebab sudah bisa sekalian satu paket di atas busway: wifi dan toilet. Artinya bisa leluasa online tanpa takut kebelet pipis, hahaha……
Baca Juga : Wisata Keliling Jakarta Dengan Bus Tingkat Transjakarta
Berita gembira ini mengemuka saat berlangsung acara Sinerji antara Komunitas TauDariBlogger #TDB dengan Transjakarta #TJ, sambil berbuka puasa bersama di lokasi Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran, Sabtu 25 Juni 2016. Hadir Muhtar, Humas Palang Merah Indonesia DKI Jakarta, Muhammad Sobari boss Komunitas Tau Dari Blogger.
Selain menyoal rencana penyiapan fasilitas toilet dan wifi di atas busway, acara bukber yang juga dihadiri oleh David Tjahjana — pendiri komunitas Suara Trans Jakarta (STJ) tahun 2004 dan anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta ini — juga mengemuka soal karoseri bus yang posisinya tidak pas dengan hakte, atau halte bus yang berdiri di tikungan jalan seperti di Kampung Melayu dan Pasar Baru.
Armada Transjakarta
Menurut Humas Transjakarta, Prasetia Budi, armada Transjakarta yang sekarang ini telah beroperasi hingga pukul 22.00 WIB malam hari di hari biasa atau pukul 23.00 WIB di hari Sabtu, terbagi ke dalam dua kategori: yakni armada yang “laik jalan” dan “laik pandang”. Bus yang lama dan masuk kategori tidak laik jalan dan tidak laik pandang lagi, sudah langsung “dipensiunkan”. Termasuk di sini bus yang selama ini suka mogok dan pernah terbakar.
Sebagian dari bus lama tersebut, kata Budi, sekitar 85 – 90 persen adalah armada Transjakarta yang kondisinya terbilang sudah bagus. Semua fasilitas bus seperti AC, pintu yang rusak sudah diperbaiki semua. Jika masih ditemukan ada bus yang masih “rombeng”, maka pihak Transjakarta akan memberi sanksi tegas kepada operator sebagai penanggung jawab armadanya.
Sekarang ini, Transjakarta yang dikawal Budi Kaliwomo sebagai Direktur Utama, sudah memiliki armada bus sekitar 200-an unit lebih, melayani penumpang pengguna busway di 12 koridor dengan 62 rute.
Sopir Perempuan Transjakarta
Untuk menjaga agar stamina para sopir busway Transjakarta tetap fit dan fresh, maka mereka para sopir tersebut digilir untuk masuk kelas khusus penyegaran. Dari sekian jumlah sopir Transjakarta yang ada, di antaranya 40 orang adalah sopir perempuan.
Bagaimana sampai bisa perempuan direkrut jadi sopir busway? Tanya Bunda Sitti Rabiah, blogger perempuan asal Bekasi, yang mengaku salut melihat semangat kaum Hawa dalam hal emansipasi itu.
Menurut Prabu, singkatan nama dari Prasetia Budi, Humas Transjakarta, adanya penempatan perempuan sebagai sopir busway itu bermula di era Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang saat itu lagi getol-getolnya mempelajari kemungkinan busway beroperasi di Jakarta.
“Pak Gubernur Sutiyoso waktu itu studi banding ke Bogota, negara asal busway ini beroperasi. Di sana beliau melihat ada perempuan yang jadi sopir busway. Lalu Pak Sutiyoso pun dapat ide, memanfaatkan perempuan sebagai sopir busway di Jakarta,” kata Budi.
Angkatan pertama beroperasinya busway di Jakarta, Transjakarta merekrut 12 orang sopir perempuan. Sejak adanya kaum Hawa yang tampil menyetir bus angkutan umum keliling kota Jakarta ini, ternyata sambutan masyarakat pengguna busway ini cukup positif. Bahkan ada komunitas yang sengaja rela menunggu berjam-jam di halte, karena sengaja memilih busway yang khusus disopiri oleh perempuan. Luar biasa kan?
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Ibukota, Transjakarta juga tidak bekerja sendiri. Tapi bekerja sama dengan sejumlah instansi terkait. Banyak institusi ternyata terlibat sebagai mitra kerja Transjakarta. Antara lain seperti Dinas Perhubungan, Satpol PP, Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan.
Itu sebabnya jika ada protes dari masyarakat pengguna jasa, maka Transjakarta serba salah sebab harus berkoordinasi lebih dahulu dengan koleganya sebelum melakukan tindakan. Misalnya, ketika ada laporan protes dari masyarakat Jakarta Timur.
Gara-garanya, mereka protes karena ada sepeda motor melintas di jembatan penyeberangan menuju halte busway, di mana sangat mengganggu penumpang yang sedang menaiki dan menuruni jembatan ke halte. Rupanya halte busway memang domain Transjakarta. Tapi soal jembatan penyeberangan wewenang Dinas Perhubungan. Jadi kedua instansi ini harus berkoordinasi.
Kamera CCTV di Bus dan di Halte
Soal kamera CCTV yang terpasang di setiap bus Transjakarta maupun di halte, juga menjadi pertanyaan dari blogger saat acara buka puasa bersama Transjakarta dengan komunitas blogger #TDB di PRJ Kemayoran. Blogger ini, memang termasuk “mahluk” cantik dan ganteng yang hampir setiap hari sebagai pengguna setia bus Transjakarta.
“Kamera CCTV itu apa pajangan doang ya? Pernah saya nanya, ternyata hanya berfungsi real time, hanya live,” tanya Horas Silalahi, salah satu blogger pengguna setia jasa bus Transjakarta.
Kata Budi, sang Juru Bicara dari pengelola bus berjalur khusus ini, kamera CCTV itu memang ada yang berfungsi aktif tapi belum penuh beroperasi 24 jam. Ke depan, akan difungsikan untuk jangka full time full day.
Terkait pemanfaatan kamera CCTV di busway ini, cerita Budi, pernah ada kasus yang sampai diekspose satu media online. Diberitakan bahwa ada busway senggolan dengan pengendara motor dan meninggal di tempat. Foto kejadian terpampang jelas di media online tersebut. Setelah dicek di kamera CCTV, ternyata itu kecelakaan tunggal. Si korban sang pengendara motor tadi bukan kesenggol busway, tapi nabrak sendiri sparator, yakni tembok pembatas jalur busway.
Selain kamera CCTV, komunitas blogger sebagai pengguna jasa bus Transjakarta, juga mengeluhkan lamanya waktu tunggu bus di setiap halte. Waktu antre menunggu bus di halte, juga sering bermasalah dan sering bikin kesel. Sampai-sampai terbawa jadi “baper” — bawa ke perasaan. Cieleh segitunya hehehe….
“Saya pernah melakukan studi kecil-kecilan di satu halte, ternyata saya temukan penyebab terjadi penumpukan penumpang saking lamanyanya bus belum juga datang,” kata Horas Silalahi menceritakan pengalamannya.
Ini kejadian di halte Koridor 1 jurusan Dukuh Atas – Blok M. Saat terjadi penumpukan penumpang di halte, ternyata penyebabnya karena ada 2 – 3 armada busway yang cuma lewat saja di koridor 1, tanpa mampir mengambil atau menurunkan penumpang. Padahal seperti diketahui, jalur busway jurusan Blok M, sungguh sangat padat di jam pulang kantor. Alhasil, penumpang hanya bisa teriak, namun tidak digubris oleh awak busway.
Menanggapi soal “waiting time” alias waktu menunggu ini, menurut Budi, seharusnya ada penjelasan dari awak bus atau petugas halte kepada penumpang. Saat ini, ditempatkan sejumlah 20 orang petuga di tiap halte. Budi berharap ke depan, petugas ini harus aktif menjelaskan seiring komitmen Transjakarta yang #BeraniBerubah. “Mereka para awak bus dan petugas halte, suka atau tidak suka, mereka harus siap berubah,” tegas Budi.
Banyak lagi masalah lain yang menjadi keluhan, masukan sekaligus kritikan dari komunitas blogger sebagai pengguna bus Transjakarta. Untungnya pihak Transjakarta mau berlapangdada menerima kritikan tersebut.
“Sepanjang kritikan itu sifatnya membangun dan ada solusinya, ya kita apresiasi. Kita terbuka dan berani berubah. Selama ini kan Transjakarta lebih banyak dicaci-maki tanpa memberikan solusi,” kata Budi (Nur Terbit)
*Tulisan ini masuk 3 (tiga) besar sebagai reportase terbaik pilihan PT TransJakarta, perusahaan pengelola busway, BUMD milik Provinsi DKI Jakarta.
Bagaimana serunya naik bus TransJakarta, tonton videonya berikut ini :
Untuk info lebih lengkap soal bus TransJakarta, hubungi alamat berikut:
PT. Transportasi Jakarta
Telp : 1500-102
Twitter : @PT_TransJakarta
IG : @PT_TransJakarta
FB : PT. Transportasi Jakarta
E : [email protected]
Webs : www.transjakarta.co.id
wah enak banget pak kalo ada toiliet, yah minimal wifi deh biar ga boros kuota hahah
Ya, rencana begitu. Kalau untuk wifi sementara masih terbatas di beberapa titik…
Yah, kirain wifinya di dalam bisnya pak… tapi peningkatan yang bagus tuh pak kalo terrealisasi.
Sementara baru aktif yang di halte, semoga ke depan bisa siap wifi di mana-mana hehehe
semoga yang ada wifi daerah yang rawan macet, supaya penumpang ngga terlalu BT hehe
Betul, semoga pihak TransJakarta segera mewujudkan keinginan pelanggannya…Salam kenal dan terima kasih sudah mampir di sini
Hahaha….. semoga terwujud
ya gak ada yang nggak mungkin sih pak .
cuman nunggu waktu aja mungkin yang kayak gitu.
tapi nggak tau nunggunya berapa lama. hahaha
Hahaha…..kita semua sama-sama menunggu….
Paling kalau dipasang juga penggunaannya bakal jorok, hehe
namanya juga Indonesia
Hahahaha…….mungkin nanti diatur sedemikian rupa, dijaga petugas khusus hehehehe
kalau wifi si memungkinkan, nah kalau toilet itu saya rasa gak bisa deh soalnya tiap hari penuh terus kan penumpangnya hehe
Ya, semoga ada solusi terbaik, kita tunggu dari pihak TransJakarta….salam kenal dan terima kasih sudah mampir di sini
semoga untuk wifi bisa menyeluruh
Semua pengguna bus TransJakarta mungkin berharap demikian ya Bung Gopena, semoga komentarnya dibaca pihak TransJakarta. Salam kenal..