Sudah lama keluarga kami berencana ingin berwisata keluar kota namun terkendala oleh kendaraan yang mau digunakan. Selama ini kami menggunakan alat transportasi umum jika bepergian dengan keluarga. Misalnya dengan bus umum, angkot, kereta api. Padahal kami juga sebenarnya bermimpi memiliki jenis yang cocok sebagai mobil keluarga Indonesia.
Dengan berangkat berombongan satu keluarga – bapak, ibu, anak, mantu, cucu – tentu mengasyikan sekalipun tentu sedikit “rempong”. Lain soal kalau pergi membawa kendaraan sendiri, pasti akan lebih nyaman, paling tidak mengurangi dari sisi kerepotannya naik-turun angkutan umum.
Kami akhirnya menyewa Toyota Kijang Avanza, sebuah mobil sewaan dari perusahaan rental kendaraan di lingkungan tempat tinggal kami. Body kendaraan masih mulus dan mesin lumayan tokcer. Memang bukan Avanza terbaru yang merupakan mobil dengan banyak fitur itu.
Setelah kendaraan sewaan jenis MPV Indonesia dengan banyak kelebihan juga, akhirnya dipilihlah Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat sebagai tujuan berwisata keluarga. Inilah perjalanan mengasyikan sambil menikmati acara malam tahun baru di Sukabumi, beberapa waktu lalu.
Maka di tengah malam buta itu, saya memulai perjalanan bersama anak, istri dan sanak keluarga ke Sukabumi. Ceritanya mau menikmati malam pergantian tahun (2011 ke 2012) di luar kota. Maka dipilihlah lokasi obyek wisata Pelabuhan Ratu.
Banyak alasan kenapa kami memilih Pelabuhan Ratu, yang bagi orang Sukabumi sendiri menyebut kata “pelabuhan” dengan “palabuhan” (huruf “pe” jadi “pa”). Salah satunya karena Pelabuhan Ratu saya anggap obyek wisata yang lengkap: wisata laut sekaligus wisata pegunungan.
Lokasinya sekitar 100 km lebih dari Jakarta dengan jarak tempuh lebih dari 4 jam dalam kondisi arus lalulintas lancar. Menurut ibu Neng, kalau menjelang malam tahun baru, malah, “Nggak nyampe-nyampe karena keburu macet..”
Saya dan keluarga berangkat dengan mobil sewaan, Toyota Avanza. Sewa perhari Rp 400.000,- lepas kunci untuk 2 hari, total Rp 800.000,- Saya sendiri yang menyetir dibantu Usman Lantara Lanti, keluarga dari Makassar yang kebetulan berlibur di Jakarta sebagai sopir cadangan , takut gak kuat nyetir hehe…
Sebelum berangkat, istri dan anak sibuk mempersiapkan perbekalan, logistik, dan sedikit makanan ringan untuk dikonsumsi selama dalam perjalanan. Saya sendiri, ya standar saja: menyiapkan peralatan kominikasi handphone, kamera pocket digital, laptop, modem dan beberapa lembar uang kertas (gak banyak sih, cukup untuk jaga-jaga) dan beberapa kartu ATM dan kartu kredit (ini kartunya doang, isinya mah hanya syarat saja supaya rekeningnya tidak diblokir hahaha…)
Perjalanan akhirnya – Alhamdulillah – memang aman dan lancar. Kecuali hanya satu “gangguan” kecil di jalan tol. Karena terlalu bersemangat menyetir, yang seharusnya sudah waktunya mengambil jalur kiri arah Tol Jagorawi, saya masih lurus saja ke arah Cijantung, Lebak Bulus.
Pelan-pelan saya injak rem dan pedal gas saya kurangi. Selanjutnya kendaraan saya mundurin. Nah, saat itulah datang mobil patroli memuat 2 anggota polisi — yang entah dari mana sudah menghadang kendaraan kami.
Lalu, satu petugas polisi keluarkan buku tilang. SIM disita, STNK mobil diperiksa. Segala argumentasi pun keluar. Sampai kemudian salah seorang petugas berkata pelan, “Mas, mobilnya lurus saja, jangan mundur, nanti kami ikuti dari belakang,” katanya. Bebas? Denda damai di tempat? Nggak jadi ditilang? Apa ya? (Kejadiannya begitu cepat. Mungkin pak polisinya gak tega kali sama saya, hahaha).
Di Pelabuhan Ratu, saya buka laptop dan mulai menulis. Tapi mungkin karena suasana, situasi jelang malam tahun baru lebih semarak, tulisan yang saya sudah siap tuangkan, buyar seketika: batrei laptop sudah drop, lemah, ide dan inspirasi pun lenyap. Nah inilah tulisan secuil yang tak pernah tuntas itu.
Malam pergantian tahun, atau popular juga disebut malam tahun baru, kali ini terasa agak lain khususnya untuk pergantian tahun 2011 ke 2012 ini. Kenapa? Ya karena pilihan lokasinya jauh keluar kota Jakarta.
Kenapa jadi terasa istimewa dan lain dari biasanya? Itu karena selama ini keluarga kami biasanya hanya bermalam tahun baru di Tugu Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, atau di Taman Impian Jaya Ancol Jakarta Utara, pernah sekali di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur. Atau paling banter, memilih lokasi yang terdekat dari tempat tinggal kami: Alun-alun Kota Bekasi.
Pertimbangan lainnya kenapa memilih Pelabuhan Ratu, karena adanya usul dan saran dari Ibu Neng (Mama Yudith), guru TK PAUD Islam Mutiara Al Falah, Mustika Jaya, Kota Bekasi, tempat isteri saya mengajar sekaligus Kepala Sekolahnya. “Ke Pelabuhan Ratu aja pak. Saya punya saudara di sana, jadi gak perlu repot nyari penginapan,” kata istri saya mengutip saran Bu Neng.
Kami juga sempat mampir di Pantai Karang Hawu. Seharian tidak bisa cepat meninggalkan Pelabuhan Ratu. Jutaan manusia tumpah-ruah di tempat ini sepanjang hari menunggu malam pergantian tahun. Kami yang datang berombongan dengan menggunakan Toyota Avanza yang merupakan MPV terbaik Indonesia ini, terpaksa menginap di mobil karena gagal keluar dari kemacetan malam tahun baru.
Pantai Karang Hawu sendiri memiliki karang dan tebing yang menjorok ke laut sebagai ciri khas panorama alam di pantai tersebuti. Disebut Pantai Karang Hawu karena di area pantai ini terdapat sebuah karang yang menjorok ke laut dan berlubang di beberapa bagiannya yang membentuk seperti tungku (tungku dalam bahasa Sunda disebut hawu).
Pada malam pergantian tahun 2011-2012 lalu, pantai ini penuh sesak manusia selain yang juga memadati sepanjang kawasan Pelabuhan Ratu. Kendaraan pengunjung di obyek wisata ini seperti motor maupun mobil, tidak bisa bergerak akibat lautan manusia. Saya bersama anggota keluarga dalam satu kendaraan baru bisa keluar dari kemacetan pada siang harinya.
Kami menikmati jagung rebus akhirnya, yang dijual di bibir pantai di tengah gerimis tahun baru 2012. Beberapa kendaraan bak terbuka, namun hari itu ditutup terpal/plastik, nampak diparkir berderet sepanjang jalan. Penumpangnya orang tua, anak, remaja, gadis dan pemuda terlihat kelelahan. Ada yang tertidur di atas mobil, sebagian menggelar tikar di samping mobil yang ditutupi terpal itu. Pemandangan unik di awal tahun baru.
Karang Hawu terletak di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Untuk menuju obyek wisata pantai ini, cukup mudah karena dapat dijangkau dari berbagai kota di sekitarnya dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil) maupun sarana angkutan umum seperti bus dan taksi. Lebih bagus lagi jika menggunakan Toyota Avanza sebagai mobil yang cocok untuk Indonesia.
Jika pengunjung menggunakan sarana angkutan umum (bus), maka perjalanan dapat dimulai dari Terminal Pelabuhan Ratu. Dibutuhkan waktu 20 menit, karena jarak antara terminal dengan lokasi hanya sekitar 14 km.
Kapan-kapan mainnya ke Cianjur Pak 🙂
di selatannya juga banyak pantai malah belum terjamah sama sekali
asli masih perawan, hehe…
jauh beda sama Pelabuhan Ratu yang sudah “biasa” karena banyak yg ekspos 🙂
@Okti, terima kasih nih jauh-jauh dari Cianjur sudah mampir di sini. Insya Allah pengen juga nih maen ke Cianjur, sudah janjian sama Ipan, tp belum tahu kapan….salam buat si Akang dan si kecil
aku dulu sering kepelabuhan ratu jalan-jalan sama temen2 tapi… jadi pengen lagi jalan2 ke pelabuhan ratu bang nur
@Echaimutenan, iya perlu tuh napak tilas lagi ke sana mbak…..salam