Kuliner

Cuckoo Health Chiken, Ayam Bakar Indonesia Bumbu Belgia

Para blogger penikmat kuliner bergambar bersama Mr Luc Andre dan Mrs Sabrina Yasmin (foto Nur Terbit)
Para blogger penikmat kuliner bergambar bersama Mr Luc Andre dan Mrs Sabrina Yasmin (foto Nur Terbit)
Written by nurterbit

Sepintas lalu, penampilan fisik dan kemasannya tidak ada bedanya dengan ayam bakar biasa. Ayam bakar Cuckoo ini, menggunakan ayam asli Indonesia yang selama ini banyak dipelihara dan diternakkan. Baik itu untuk digunakan sebagai ayam petelur maupun ayam potong. Yang membedakan ayam bakar Cuckoo ini dengan ayam bakar biasa, ya mungkin dari cita rasa dan bahan campuran bumbunya.

Ya, inilah ayam goreng Indonesia yang menggunakan bahan campuran bumbu racikan asal Belgia. Namanya Cuckoo Health Chiken. Kenapa memakai nama “Cuckoo”? Rupanya di negera Belgia sana, kata “cuckoo” itu diambil dari bunyi kokok ayam: kukuruyuk dalam versi Indonesia. Lalu kalau disederhanakan dalam sapaan akrab orang bule, bisa berarti “helo”.

 Ayam Bakar Cuckoo racikan Mr Luc Andre dan Mrs Sabrina Yasmin (foto: Nur Terbit)

Ayam Bakar Cuckoo racikan Mr Luc Andre dan Mrs Sabrina Yasmin (foto: Nur Terbit)

Mister Luc Andre-lah yang membuat ayam bakar ini. Mister bule ini asalnya memang dari Belgia yang juga ternyata adalah mantan chief di negaranya di Eropah sana. Kenapa beliau tiba-tiba saja ada di Indonesia? Itu karena istrinya Mrs Sabrina Yasmin, adalah orang Indonesia yang daerah asalnya dari Aceh.

Sabrina memiliki paras yang cantik, geraknya lincah, murah senyum dan masih muda lagi. Sabrina inilah yang banyak membantu bisnis Mr Luc di Indonesia, terutama di kota Jakarta. Berdualah mereka membangun usaha yang berawal dari bisnis coklat asal Belgia bernama Sweet & Salty. Kemudian berlanjut merambah ke usaha lain, yakni mengembangkannya kuliner bernama “Cuckoo Health Chiken”.

Pengusaha Ayam Bakar Cuckoo, Mr Luc Andre dan Mrs Sabrina Yasmin (foto: Nur Terbit)

Pengusaha Ayam Bakar Cuckoo, Mr Luc Andre dan Mrs Sabrina Yasmin (foto: Nur Terbit)

Ayam Bakar Cuckoo sementara dipanggang (foto: Nur Terbit)

Ayam Bakar Cuckoo sementara dipanggang (foto: Nur Terbit)

Memulai Usaha

Bisnis ayam bakar ini sendiri, sebenarnya baru mulai digeluti tahun 2015 ini. Mr Luc sendiri yang meracik bumbu ayam Cuckoo ini. Dia juga mengatakan, dirinya langsung yang meracik bumbu ayam ini. Tentu saja, setelah disesuikan dengan selera dan cita rasa lidah orang Indonesia.

Ayam bakar Cuckoo ini, bukan hanya konsumsi untuk kaula muda atau para muda-mudi ataupun seluruh keluarga yang senang akan ayam bakar. Tapi juga bagi orang yang pengidap penyakit Diabetes juga bisa menikmati rasa sensasi ayam ini.

“Bahkan karena saya juga pengidap Diabetes, maka saya tetap memikirkan bagi mereka yang diabetes hingga bisa dengan aman kalau ikut mengkonsuminya,” kata Mr Luc.
Itu sebabnya semua bahan-bahan baku termasuk ayamnya dari Indonesia, kecuali ada beberapa herbal atau bumbunya berasal dari Belgia, ditambah dengan minyak zaitun.

Sabtu 4 April 2015 lalu di areal parkir Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, kami para blogger mendapat kesempatan mencicipi ayam bakar Cuckoo ini, difasilitasi oleh Komunitas Blogger Crony via Adminnya Mbak Wardah Fajrin, Mbak Anesa Nisa dan Mas Satto. Siang hari itu, rombongan kami para blogger pecinta kuliner : Nur Terbit, Id Satto, Alfan Renata, Bowo, Bunda Sitti Rabiah, bersantap siang dengan lahapnya hehehehe…….Makasih loh terutama buat yang sudah repot-repot mau nyuguhin : Mas Luc dan Mbak Sabrina.

Ngobrolin Ayam Bakar Cuckoo bersama Mr Luc Andre dan Mrs Sabrina Yasmin (foto: Nur Terbit)

Ngobrolin Ayam Bakar Cuckoo bersama Mr Luc Andre dan Mrs Sabrina Yasmin (foto: Nur Terbit)

Kami kemudian menyaksikan langsung saat karyawan Mbak Sabrina melakukan demo bagaimana ayam Cuckoo ini dibakar atau dipanggang di dalam alat pemanggang berupa roaster. Alat pemanggang ini memang terbilang mahal, harganya sekitar 20 jutaan. Anti gosong karena bisa diatur dari kadar panas sesuai keinginan kita.

Mr Luc sedikit buka bocoran bahwa, kalau ayam dibakar atau dipanggang maka kalori dan vitaminnya tetap terjaga dibanding kalau ayam itu digoreng atau dimasak. Kulitnya juga tetap terjaga dan bahkan sangat renyah.

Cuckoo Chiken Roastar ini sangat khas rasanya, karena dari proses pengolahannya saja sudah berbeda, prosesnya adalah dengan cara dibakar dengan alat elektronik yang sudah moderen,” kata Mas Bowo, rekan blogger yang juga diundang icip-icip ayam bakar ala Belgia ini.

Tenda dan mobil penjualan Ayam Bakar Cuckoo racikan Mr Luc Andre dan Mrs Sabrina Yasmin (foto: Nur Terbit)

Tenda dan mobil penjualan Ayam Bakar Cuckoo racikan Mr Luc Andre dan Mrs Sabrina Yasmin (foto: Nur Terbit)

Praktis, ayam yang dibakar ini sudah dijamin kebersihannya karena tidak bakalan terkena abu, asap dan kotoran-kotoran lainnya yang bisa menjadi penghalang cita rasanya. “Bila dibandingkan dengan ayam goreng biasa, pasti jauh bedanya, kalau digoreng pasti vitaminnya sudah banyak yang hilang,” kata Mr Luc, yang juga chef internasional Belgia hingga memang sudah berpengalaman masalah kuliner.

Suami mbak Sabrina ini mengungkapkan, kalau di negaranya terutama orang Belgia, mereka juga menyukai daging ayam bakar tapi yang setengah matang, bahkan masih ada darahnya. Ini tentu berbeda dengan orang Indonesia yang menyukai daging ayam yang dimasak dengan matang, bahkan terlihat sampai agak kering.

Soal harga, ayam bakar Cuckoo ini cukup terjangkau bagi pecinta kuline. Untuk 1 picis full seharga Rp120 ribu, satu porsi Rp20 ribu, ayam dan nasi satu porsi Rp25 ribu. Namun harga bisa sewaktu-waktu berubah karena Mr Luc belum punya tempat khusus untuk menjual ayam bakar ini. Jadi harga disesuaikan tempat penjualan, termasuk kalau harus diantar sesuai alamat pemesan, tentu harganya pun berbeda.

Leave a Comment