Gak Asyik Nih, Masak Liburan Kita Nataru Diintip Covid-19 ? Itulah faktanya. Pandemi Covid masih Ada. Bahkan ada varian baru lagi selain Corona. Wow…
Virus ini entah mengintai siapa lagi. Jadi kita masih tetap harus patuh menjalankan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.
Terutama menghadapi dua momen besar dalam waktu dekat ini, yakni perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Alhmadulillah, Rabu pagi 15 Desember 2021, Saya diajak oleh Komunitas Sahabat Blogger (KSB) yang diketuai oleh Mbak Sumiyati Sapariah, untuk bergabung di acara webinar yang membahas masalah tersebut.
Acara ini digelar Kantor Berita Radio (KBR) @kbr.id dengan 2 narasumber : Devi Roza K. Kausar, PhD, CHE Dekan Fakultas Pariwisata, SATGAS Covid 19 (TBC) Ahmad Arif.
Saya sendiri menyaksikan talkshow ini secara live streaming di YouTube Berita KBR, dipandu penyiar Ina Nirmala. Acaranya mengambil tema: “Cegah lonjakan Covid19, Kawal Nataru Bersama!”
Selain melalui YouTube Berita KBR, talkshow ini juga disaksikan di 100 radio jaringan KBR di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua, 104.2 MSTri FM Jakarta, dan live streaming via website kbr.id.
Talkshow selama satu jam, dari pukul 09.00-10.00 ini berlangsung interaktif, dimana kita dapat bertanya secara langsung melalui kolom chat di YouTube Berita KBR.

Sambil Webinar kita juga bisa mengirimkan pertanyaan via chat. Yang pertanyaannya dibacakan, dapat hadiah (Foto screenshot via YouTube oleh Nur Terbit)
Seperti diketahui, Nataru (Natal dan Tahun Baru) kali ini masih akan dijalani dalam suasana keprihatinan karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Untuk itu, semua aktivitas kemasyarakatan dilaksanakan dengan tetap mematuhi prokes sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah.
Menurut Devi Roza K. Kausar, PhD, CHE, Dekan Fakultas Pariwisata, kasus virus Covid harian kita memang sudah menurun.
“Tapi liburan akhir tahun 2021 ini, kita berharap nantinya tidak seperti yang sebelum-sebelumnya,” kata Devi Rosa.
Ya maaf, maksudnya bahwa setelah liburan jangan sampai terjadi lonjakan kasus
Industri pariwisata memang salah satu yang mengalami dampak begitu besar terhadap pandemi covid 19 ini.
Bahkan sekarang kita melihat bahwa dunia pariwisata sudah kembali bangkit. Tapi kalau melihat kebijakan pemerintah saat ini, masih sering berobah dalam situasi akhir tahun ini.
“Kalau saya ditanya, apa tanggapan Anda? Menurut saya ini masalah komunikasi yang harus diperbaiki,” katanya.
Itu artinya kebijakan pemerintah harus jelas, sebab sering kita alami ada kebijakan yang menimbulkan kesan inkonsisten. Kebijakkan diterapkan tapi ada pengecualian-pengecualian dari kebijakan itu sendiri.
Untuk kondisi dunia pariwisata ini, belum ada kepasatian. Ini karena kita, terutama pengelola industri pariwisata, belum bisa menggelar berbagai acara menyambut tahun baru yang seluas-luasnya seperti tahun sebelumnya.
Awal-awal dari pengunjung atau wisatawan, tak bisa dipungkiri kalau hal ini yang juga menjadi pemasukan Indonesia.
Artinya, ini memang sangat terasa sekali di tengah pandemi. Alhamdulillah, sejauh ini sudah ada kebijakan dari pemerintah dalam membatasi kerumunan dan protokol kesehatan (Prokes).
Lalu sebenarnya apa sih yang benar-benar diharapkan dari teman-teman yang bekerja di industri pariwisata di tengah pandemi covid 19 ini?
Ada ilustrasinya seperti ini. Wisatawan sudah menyusun rencana liburan, sudah pesan tiket pesawat, hotel dan jenis akomodasi lainnya. Lalu tiba-tiba berubah karena pandemi.
Sementara dari pelaku industri pariwisata, sulit dihubungi nlagi oleh calon wisatawan tadi. Masyarakat yang mau berlibur misalnya, terpaksa menderita kerugian besar.
Nah, seberapa besar faktor komunikasi dari pengusaha industrial pariwisata kepada masyarakat wisatawan seperti ini?
SATGAS Covid 19 (TBC) Ahmad Arif memberikan tanggapan seputar aturan yang berubah-rubah dari pemerintah. Diakui, dampak dari perubahan kebijakan tersebut akan berpengaruh besar terhadap apa yang dirasakan masyarakat.
Disadari bahwa masyarakat akan kebingungan setelah keluar kebijakan pemerintah untuk tidak berlibur. Karena selain akan mubazir apa yang sudah dipersiapkan seperti akomodasi (sudah beli tiket pesawat, kereta api, hotel), namun tiba-tiba terjadi perubahan: Dilarang mudik, dilarang libur!
Saya nggak bisa mengatakan bahwa ini sebenarnya karena masalah isi komunikasi
“Tapi bagaimana melakukan respon menghadapi Covid agar masyarakat terlindungi kesehatannya. Kita sadar, ini masalahnya sangat mahal sekali,” kata Ahmad Arif dari Satgas Covid19.
Lalu apa saran Anda (Mas Arif) supaya kita semua tetap solid dan bersatu melawan Covid19 ini? Tanya moderator Webinar ini.
“Bahwa pertama-tama untuk masyarakat, harus pakai masker, hindari berkerumun. Kalau terpaksa mau berwisata, pilihlah tempat-tempat yang sudah dilengkapi fasilitas Prokes yang memadai,” kata Mas Arif.
Tentu yang tak kalah penting, terima kasih sudah mengikuti webinar ini — yang digelar KBR (Kantor Berita Radio) kerjasama Palang Merah Indonesia (PMI) dengan melibatkan KSB (Komunitas Sahabat Blogger) sebagai salah satu peserta.
Juga, sudah menyempatkan waktu membaca artikel saya ini hehehe….salam. Nur Terbit.