Ini pengalaman istri saya yang sehari-hari berprofesi sebagai guru. Dia protes Kadisdik, gara-gara dilarang ngomong ke wartawan
Suatu saat, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) di wilayah tempatnya mengajar, memberi pengarahan di depan guru-guru dalam sebuah rapat organisasi profesi guru.
Dalam pengarahan tersebut, sang Kadisdik sempat menyinggung soal ramainya pemberitaan tentang Dinas Pendidikan yang cenderung “miring”, terutama di media cetak.
Berita “ngeri-ngeri sedap” tersebut antara lain mulai dari berita penerimaan CPNS guru, penerimaan siswa baru, sertifikasi guru, hingga berbagai tunjangan, yang kesemuanya itu terkesan beraroma pungli yang dilakukan oknum Disdik.
Nah, WARTAWAN memang sukanya berita “miring” begini. Apalagi kalau yang terlibat oknum pejabat pemerintah, wow…makanan dialah hehe..
Dengan sedikit marah, sang Kadisdik dengan nada pelan memohon agar jangan sampai ada guru yang “bocorkan” ke mass media alias didengar oleh wartawan.
“Jadi saya minta kepada teman-teman guru, terutama dari kalangan ibu guru. Bila ada masalah di lingkungan dunia pendidikan kita ini, jangan ada yang ngomong kepada wartawan. Yang repot nanti bukan hanya guru, tapi saya sebagai kepala dinas dimutasi atau dipecat dari jabatan. Jadi sekali lagi, jangan ada yang ngomong ke wartawan ya Neng?”
Peserta rapat terdiam. Tiba-tiba istri saya berdiri. Protes kepada Kadisdik.
“Lah, bagaimana dengan saya pak? Masak gak boleh ngomong ke wartawan?”
“Maksudnya, jangan ember-lah, ngoceh-ngoceh atau ngomong-ngomong ke wartawan”.
“Wah, gak bisa dong Pak…”
“Emang kenapa rupanya, Bu?”
“Ya, repotlah Pak. Suami saya itu wartawan, dan saya ini guru yang kebetulan istri wartawan. Saya sudah berpuluh tahun hidup dan tidur dengan wartawan, masak gak bisa ngomong sih, sekalipun dengan suami sendiri…..”
“?????????……”
Kadisdik bingung mau menjawab. Yang ada, peserta rapat malah ngakak…..hehehehe.
Baca Juga : Pengalaman 32 Tahun Sebagai Wartawan Harian Terbit
Sejak kejadian itu, setiap menjelang rapat Kadisdik dengan guru-guru, istri saya selalu dicari.
“Mana Neng guru yang istri wartawan itu? Masalah yang dibahas di rapat nanti, jangan diomongin sama suami ya Neng, eh maksudnya ke wartawan ya Neng?”
Hahahaha…..ada-ada aja.
* Tulisan ini diambil dari status saya di Facebook @NURTERBIT serial “Cerita Hari Ini”
Jadi BLOGGER TRAVELLER bersama istri (dok pribadi)
Hahhaa dilematis ya pak jadi istri wartawan. pasti itu Kadisdiknya jadi takut hahha
Wartawan..oh wartawan…ada aja cerita yang akan selalu dibagikan
Tentu Bung Kornelis, wartawan juga manusiaaaa…..niru lirik lagu rock hehe
Menarik niih… Ini dia yang merusak dunia persilatan…
Hahahaha….menarik karena semua jurus persilatan dikeluarkan mas Sobari hehehe
Wah, ternyata seru juga yaaa
Ya begitulah mbak Nurul….seru ceritanya, mungkin lebih seru lagi kalau kita sempat lihat lansung kejadiannya ya hehehe
Hahahaha,,,kebayang bunda lagi rapat jadinya. Luar biasa bang Nur 32 tahun ya pengalamannya. Sukses bang
Alhamdulillah mbak Gita Siwi, asam-garam dunia wartawan sudah terasakan hehehe..
Cerita yang menarik pak nur. Bagaimana bisa istri yang aktivitasnya sebagai guru tapi tak boleh bicara dengan wartawan padahal suaminya wartawan ya
Hahahahaha….itu dia mbak Andiyani. Jadi serba salah kan? terima kasih sudah mampir
ada suka dukanya jadi istri wartawan tapi lebih banyak dukanya.
Tiap hari dan malam suami lebih betah pegang komputer/ leptop dibanding pegang eneng.
“Eneng kan juga pengen dipegang, baaang.”
Jiiaaahhhh…..sudah makin lugas komentarnya mas Alfan ini, apa karena sudah mulai merasakan bagaimana rasanya berstatus suami-istri hehehe..
Dilema betul ya. :))
Iya, logikanya masak suami-istri gak bolong ngomong? hahaha..
Iya, logikanya masak suami-istri gak boleh ngomong? hahaha..
Sangat mbak Reh, sangat dilema sekali hehehe..
Hahaha aku pengen tau kelanjutan sama Kadisdiknya itu jadinya.
Kadisdik lama sudah diganti. Dan penggantinya sudah ada beberapa orang di belakangnya yang juga sudah diganti pula karena kebijakan “bongkar pasang” hehehe…..
Mbak Marga, Kasisdiknya sendiri sudah diganti dengan Kasisdik baru, tapi tetap aja was..was ada istri wartawan selalu ikut rapat hehe
Hahha komentar istrinya Bang Nur kocak banget.
Hahaha….itu spontanitas, malah jadi heboh here…
Padahal spontanitas, gak ada niat mau bercanda mbak Wian hehehe
kebayang dilema istrimu dan kebayang suasana saat istri bang Nur protes di depan forum hahahahah
Idfi Pancani: Itulah kecemasan dari birokrat berhadapan wartawan, padahal gak usah begitu kali hehehe..
Ya lumayanlah mbak Idfi, bisa mencairkan kebekuan dan ketegangan saat Pak Diskdik lagi “ngomel” di depan peserta rapat hahaha..
Hehehe … Jadi bisa main rahasia-rahasiaan dong kalau begini 😀
Hahaha….tapi mbak Keke, harus dipilah-pilah juga
Hehehehe….bisa terjadi mbak Keke, demi menjaga stabilitas keamanan dan kenyamanan di luar rumah hahaha..
Kudu profesional yah mas masalah kerjaan tidak dibawa ke rumah jadi aman deh punya suami wartawan juga asal jangan asal cerita.hehehe
Betul mbak Dewi, tapi terkadang sulit dihindari hahahaha…
Betul mbak Sadewi. Apapun bidang pekerjaan yang kita jalani sebaiknya dilakoni secara profesional, setuju hehehe….
Jadi serba salah ya bang, kebayang ini wajah si bapak Kadisdiknya. Saya sebagai pekerja dari media cetak merasakan sih, info yang paling enak dibahas apalagi diangkat itu ya dari sektor pemerintahan.
Makanya, serba salah mbak Suci. Tapi begitulah kerja di media dan istri di bidang lain hehehe..
Betul mbak Suciarti. Kasisdiknya sendiri sudah diganti dengan Kasisdik baru, tapi tetap aja was..was ada istri wartawan selalu ikut rapat. Padahal sebenarnya gak perlu was was berlebihan, kalau merasa gak salah, bekerja sesuai aturan, ya ngapain takut ya hehehe..
Wartawan biasa disegani ini jd buat ketawa ketawaan
Mas Agung Han, hahaha…tapi itu realita mas hehe
Iya mas Agung, ini kan sisi humanis sebuah profesi hehehe…
Saya juga sudah bertahun-tahun tidur sm wartawan bang..
Ya sama dong hehehehe….
Hhahaha….Mas Satto benar, makanya masak gak boleh ngomong ke wartawan ya hehe
Wahh jadi tah banyak suka dukanya punya suami seorang wartawan..
Iya mbak Caroline, kadang geli sendiri kalau mengingat pengalaman istri saya ini hehehe
Betul mbak Caroline, dari satu sisi iya banyak suka dukanya, tapi karena sudah sangat menghayati profesi ini, akhirnya saya dan istri sepakat untuk memahami masalah ini hehehe
Ceritanya lucu Pak. Bikin ketawa nih. Ada-ada aja ya pengalamannya. Hehehe
HAhahaha…true story kan? tks mbak Fania
Ya begitulah mbak Fania. Saya minta istri sendiri yang nulis, tapi katanya bahasanya serius padahal ini cerita lucu. Makanya saya minta dia cerita lalu yang saya sendiri yang tulis hahaha….
Ya begitu deh mbak Fania hahaha
Hahaha…
Selalu dikasih peringatan diawal agar tdk ngomong ke wartawan. Gpp pak, istrinya jadi tenar.
Nah itu dia mbak Silvia, istri jadi tenar hahaha
Mbak Silvia terima kasih sudah mampir. Hahahaha…..itu dia, makanya setiap mau rapat, istri saya selalu dicari, ya tenar sih gak cuma selalu diawasi setiap mau rapat.