Kolom Reportase

Jadi Buzzer, Sekali ‘Berkicau’ Dibayar Rp 500 Ribu

Ikut lomba ngetwit di Jogyakarta dalam sebuah acara launching buku (foto : dok pribadi)
Ikut lomba ngetwit di Jogyakarta dalam sebuah acara launching buku (foto : dok pribadi)
Written by nurterbit

ISTILAH buzzer adalah nama untuk sebutan bagi pemilik akun Twitter yang melakukan pekerjaan atau kegiatan menulis di media sosial Twitter untuk membantu mempromosikan kegiatan (event), promosi produk (review produk) dari satu perusahaan (brand).

Dari kegiatan ngebuzzer ini, sebagai konsekuensi pekerjaannya maka pemilik akun Twitter tersebut biasanya menerima imbalan dari perusahaan yang meminta jasanya untuk ngetwit. Maka jangan heran jika ada buzzer yang dibayar Rp500 ribu sekali berkicau (ngetwit). Wow…menggiurkan ya?

Ini sudah saya buktikan sendiri. Selain berkali-kali juara lomba ngetwit dengan meraih berbagai hadiah voucher belanja atau uang tunai, akun Twitter sayayang menggunakan nama @Nur_TERBIT juga sering diminta untuk ikut sebagai buzzer berkicau pada sebuah produk. Lumayan bayarannya. Pernah beberapa kali dapat “order” mengulas satu produk dan dibayar Rp1-2 juta. Tidak sendiri sih, tapi terpilih satu dari 10 orang buzzer. Nah kan lumayan untuk bisa beli pulsa setengah tahun hehehe…..

Itu cuma pengalaman saya yang masih terima “order” kecil-kecilan. Beda lagi dengan mereka yang sudah lebih profesional lagi. Satu contoh pengalaman Ade, seorang creator dan buzzer yang memilikiakun twitter @kisahhorror. Dengan branding yang dimilikinya sebagai penulis cerita horror, Ade pernah menerima bayaran Rp 500 ribu dengan hanya ngetwit di akunTwitter-nya dengan satu kata: serem pada salah satu judul film horror.

“Kemudian kicuan saya itu tersebar ke puluhan ribu follower saya dalam waktu singkat. Hal inilah yang membuat brand (perusahaan) tersebut berani membayar mahal untuk satu kicuan saja,” kata Ade ketika tampil sebagai salah satu pembicara di acara Sunday Sharing #13 BLOGDETIK, Minggu 18 Januari 2015.

Bahkan dalam “proyek” yang lebih besar, ada buzzer yang menerima bayaran Rp1 juta dalam sekali nge-buzzer produk atau event sebuah perusahaan (brand). Mereka ini biasanya memiliki klout score mencapai 75. Klout score adalah aplikasi berbasis web yang memungkinkan user (pengguna) untuk bisa melihat seberapa besar pengaruh mereka di sosial media.

Sementara itu Kartika Putri Mentari, seorang blogger yang menekuni salah satu bidang penulisan di media sosial seperti Twitter dan Facebook, memberi istilah buzzer ini dengan kalimat, “buzzer adalah orang yang didengarkan opininya, dan dari opininya tersebut lalu dapat dipercayai pernyataannya sehingga membuat orang lain bereaksi”.

Adapun syarat untuk menjadi buzzer, menurut Putri — sapaan akrab Kartika Putri Mentari, antara lain:

• Seorang pemilik akun Twitter harus minimal memiliki paling sedikit 1000 follower, disesuaikan dengan sesuai situasi saat buzzer melaksanakan tugasnya. Dari 1000 follower itu, minimal sekitar 50 persen followernya bisa dikenal dan berinteraksi.

• Bisa berinteraksi dengan followernya, aktif dan kreatif mengisi konten Twitternya, segmen pasar disesuaikan dengan brandingnya baik dari segi usia maupun konten yang ditawarkan.

• Memiliki klout score atau pengukur angka keaktifan di media sosial (twitter, facebook) minimal score 40, tergantung siutasi dan kondisi. Klout score dapat diakses melalui akun www.klout.com. Klout score adalah aplikasi berbasis web yang memungkinkan user (pengguna) untuk bisa melihat seberapa besar pengaruh mereka di sosial media.

Menerima hadiah lomba menulis sekaligus ngetwit, di acara Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota/Kab Bekasi (foto: dok pribadi)

Menerima hadiah lomba menulis sekaligus ngetwit, di acara Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota/Kab Bekasi (foto: dok pribadi)

Apa Itu Klout Score?

Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, klout score adalah aplikasi berbasis web yang memungkinkan user (pengguna) untuk bisa melihat seberapa besar pengaruh mereka di sosial media. Ada cara bagaimana menaikkan klout score. Antara lain:

• Buatlah konten yang layak. Mudah diterima, logis dan tidak lebay atau alay.

• Buatlah kegiatan diskusi di akun Twitter sehingga follower ikut terlibat dalam diskusi tersebut.

• Diusahakan agar akun terkoneksi dengan akun sosial media Twitter atau Facebook, Instagram, Google+ dan lain-lain.

• Bergabunglah dengan komunitas lain untuk menambah follower dan memperkaya wawasan sesuai brand yang dipilih.

• Selalu berinteraksi dengan orang yang memiliki klout yang tebih tinggi.

Selain mencintai branding masing-masing, Putri juga menyarankan agar tetap selektif dalam memilih tawaran kerjasama dengan pihak lain dalam kaitan penulisan di Twitter. Hal ini akan berdampak besar jika melakukan kerjasama ke depan saat menerima tawaran sebagai buzzer, atau kegiatan kultwit sesuatu event atau produk dari pihak yang diajak bekerjasama.

Berdasarkan pengalaman selama ini, perusahaan besar selalu memakai media sosial Twitter atau Facebook dalam memperkenalkan atau mempromosikan produknya di dunia maya.

Mereka para brand itu lebih memilih menggunakan Twitter atau Facebook, dibanding menggunakan yang lain seperti Path karena dianggap pangsa pasarnya terbatas, hanya personal dari pemilik akun media sosialnya saja.

“Jadi rajinlah ngetwit (berkicau) di Twitter, minimal lima kali kultwit perhari. Bisa kultwit menyangkut soal laporan kondisi arus lalulintas, event atau status yang bermanfaat seperti tips dan lain-lain,” kata Putri. (*)

17 Comments

Tinggalkan Balasan ke Nur Aliem Halvaima X