Reportase

Menikmati Sensasi Salju di ‘Ice Age’

IMG-20140410-00621

Atraksi drum band depan pintu masuk wahana Ice Age sebelum peresmian (foto : Nur Terbit)

IMG-20140410-00610

Tempat para awak media termasuk blogger menikmati hiburan sebelum masuk ke wahana Ice Age (foto: Nur Terbit)

Wahana Baru Dunia Fantasi Ancol

 DUNIA Fantasi (Dufan) Ancol, Jakarta Utara, menambah wahana baru. Namanya “Ice Age, Sids Arctic Tours”. Sesuai dengan temanya, ini adalah wahana petualangan bersetting jaman es pertama di Indonesia, bahkan di Asia. Pengunjung diajak menikmati sensasi dinginnya salju. Dijamin bibir akan bergetar karena kedinginan, beurrrrrrr………

Untuk masuk ke wahana Ice Age, ada sejumlah syarat yang mesti dipenuhi. Antara lain, pengunjung disarankan memiliki tinggi badan minimal 120 sentimeter, tidak memiliki gangguan jantung dan tidak sedang hamil.

Sejak mau masuk ke wahana bekas Rama-Shinta di areal Dunia Fantasi ini, petugas berkali-kali bertanya soal ini, terutama dalam hal gangguan jantung. Selain tentu saja kita bisa menikmati sensasi berbeda: melintasi gunung berapi, ditemani illustrasi film “Ice Age” menunggu masa-masa mencairnya gunung es.

“Kenapa mereka yang punya gangguan jantung dan ibu hamil dilarang, sebab mereka sangat beresiko jika bermain di wahana Ice Age,” kata Gatot Setya Waluyo, Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol (PJA), saat meresmikan wahana baru ini, Kamis (10/4) lalu. Wahana baru ini, kata Gatot, mulai dibangun sejak Desember 2013 lalu.

Bersama sejumlah blogger anggota Blogger Reporter Indonesia serta kawan-kawan media, saya selain sebagai blogger, juga mewakili TERBIT TOP tempat saya bekerja saat ini yang termasuk ikut diundang oleh PT. Pembangunan Jaya Ancol sebagai pengelola Dunia Fantasi untuk hadir dalam peresmian wahana terbaru Ice Age, sebuah petualangan zaman es dengan nuansa yang berbeda, dilengkapi teknologi canggih, efek suara menyerupai suara aslinya. Ini kali kedua diundang meliput wahana baru, setelah setahun lalu diresmikan wahana bernuansa petualangan dari Amerika.

Acara launching diawali dengan konferensi pers yang diberikan oleh Direktur PT. Pembangunan Jaya Winarto,  Anggota Dewan Komisaris ibu Katherine serta Harley Boston dari White Water West Canada yang membangun wahana ini. Acara dipandu duo presenter kocak Fitri Tropika dan Deryansah. Juga ada Kisti, yang mengklaim diri sebagai pengunjung setia Dufan. Salah satu video hasil kunjungannya ke Dufan sudah diupload di Youtube.

Dalam sambutan singkatnya sebelum para undangan memasuki wahana Ice Age ini, Gatot Setya Waluyo selaku Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol (PJA) berharap wahana baru ini bisa diterima oleh masyakarat Indonesia, terutama yang ada di Jakarta.

“Harapan tidak hanya melului jalur formal, tapi juga melalui peresmian ini diharapkan akan menjadi hiburan tersendiri bagi keluarga,  khususnya bagi  anak-anak. Wahana ini adalah mencoba memperkenalkan bagaimana perubahan yang terjadi di permukaan bumi akibat perubahan iklim, upaya isu-isu lingkungan yang  mulai mudah dipahami banyak orang,” katanya.

Direktur  PT. Pembangunan Jaya, Winarto, mengakui bahwa pengunjung Dufan akan selalu menemukan hal baru setiap kali berkunjung ke obyek wisata di pinggiran laut Jakarta ini. “Akan ketemu sesuatu yang baru, paling tidak dalam setahun ini, ada dua kali wahana baru muncul mewarnai di dunia industri rekreasi ini.

IMG-20140410-00646

Direktur PT. Pembangunan Jaya, Winarto (foto : Nur Terbit)

Wahana baru Ice Age ini, kata Winarto, adalah tak lain sebagai alternatif bagi pengujung di luar ruangan (out door) dan dalam ruangan (in door), meskipun di dunia mana pun belum ada obyek wisata yang menyediakan  in door yang besar. Kecuali hanya lebih kepada pelengkap belaka. Untuk tujuan itulah, Dufan menghadirkan wahana in door berisi Ice Age ini.

Untuk memanjakan masyarakat soal obyek wisata yang menarik, PT Pembangunan Jaya Ancol menginivestasikan dananya sebesar Rp 200 Miliar untuk membangun wahana Ice Age ini. Bekerja sama dengan Century Fox, wahana yang ada di Jakarta ini termasuk yang terbesar kedua di dunia. Artinya, bahkan jauh lebih baik dari yang di Jerman. Wahan serupa juga saat ini tengah dibangun pemerintah Malaysia di Resort World.

“Dufan selalu berusaha tampil dengan wahana yang berstandar internasional, dimana terjamin dari segi keamanan. Memang harus ada dua pilihan untuk ebuah obyek rekreasi keluarga, yakni faktor keamanan atau savety dan kenyamanan,’ kata Winarto.  

Ditemukanlah permainan wisata yang bisa lebih murah seperti Ice Age ini. Artinya, sama dengan peralatan dari pemasok permainan di Walt Disney, sehingga bisa tetap survive.

Wahana Ice Age ini sendiri berkapasita 750 sampai 1000 orang pengunjung dalam 1 jam, dengan panjang area 365 meter, bisa ditempuh 8 menit dengan kesempatan pengunjung ke Dufan yang sudah buka pertunjukan sejak pukul 08 jam pagi.

“Coba saja sebab ini pasti aman, tidak usah takut karena ini hiburan untuk keluarga. Kecuali ada dua syarat bagi pengunjung, tinggi badan minimal 120 cm, tidak  sakit jantung,” kata Winarto. Selebihnya tetap aman. Rahasia dalam mengikuti semua permainan di wahana ini adalah jangan menahan badan, lepas saja dan santai.

IMG-20140410-00635

Mejeng dulu di lorong yang dingin di wahana Ice Age (koleksi Nur Terbit)

HARGA TIKET

Menurut Winarto, tidak ada kenaikan harga tiket masuk ke Dufan meski sudah ada wahana baru Ice Age. “Dufan sangat memahami kebutuhan anak-anak kosan. Kalau kebetulan pengunjungnya masih mahasiswa,” katanya tertawa.  Sama dengan tiket setahun lalu.

Untuk masuk Dufan berikut terusan ke Ice Age ini, cukup menyediakan uang Rp260 ribu, langsung bisa berulang-ulang datang ke Dufan selama 1 tahun. Ditargetkan Dufan dikunjungi 40 persen pengunjung di antaranya karena ada Ice Age. “Begitulah cara kami menghitung top kunjungan,” kata Winarto.

Cita-cita pengelola di PT Pembangunan Jaya sendiri sejak awal saat mulai membangun Ancol,  adalah menghadirkan tempat bermain untuk masyarakat Indonesia, terutama masyarakat yang ada di Jakarta bahkan dunia. Antara lain untuk  meredakan stres, sehingga perlu relaksasi.  Itu sebabnya pengunjung lokal adalah yang terbanyak datang setiap akhir pekan.

Sebagai perbandingan, kata Winarto, di Tokyo Jepang,  90 persen pen gunjung di tempat-tempat rekreasi adalah pengunjung lokal, artinya obyek wisata di sana dihidupkan oleh warga atau turis dari local. Begitu juga , di Orlando, Amerika Serikat, ada sekitar 50 juta turis setahun, juga yang terbanyak adalah mayoritas warga local.  

“Jadi kami sangat menghargai turis lokal. Untuk ke Dufan ini saja, bisa satu kali beli tiket yang dapat digunakan  bertahun-tahun. Apalagi lokasinya strategis. Bisa menggunakan sarana angkutan apa saja. Untuk moda transportasi umum misalnya, dengan naik Busway cukup membayar Rp3.500, sudah bisa sampai di depan pintu masuk di Dufan,” kata Winarto.

Di Dufan sendiri, saat ini terdapat sejumlah 27 wahana berisi berbagai jenis permainan dan sensasi yang berbeda. Areal Dufan  masih sangat cukup luas untuk menampung kunjungan wisatawan sampai 5.000 – 7.000 orang per hari, atau bisa mencapai 15.000 per hari di hari libur. Juga disiapkan harga khusus bagi perusahaan atau komunitas  secara grup. Ada potongan harga tiket. Kalau pun terjadi antrean pengunjung di pintu masuk, itu karena terjadi popularitas di satu lokasi wahana tertentu.

Bagaimana dengan wahana yang sudah lama, dikemanain? Menurut Winarto, tidak mesti setiap kali ada yang baru maka wahana lama diganti.

Keunikan dan kekhasan tempat dan suasan Dufan, membuat lokasi ini sering dijadikan lokasi untuk pagelaran seni atau konser-konser di dunia hiburan. Belum lama ini sutradara Mira Lesaman “menyulap” areal Dufan menjadi lokasi shooting “Laskar Pelangi”, ya seperti setting film yang dibuatnya berdasarkan buku popular Andrea Hirata.

Sekarang ini Dufan bekerja sama dengan Century Fox, supaya wahana yang ada  tidak jadul, makanya diupdate terus. Wahana lama? Tetap life time, sama dengan mobil antic, cukup ganti onderdil sesuai standar. Yang tidak populer direplace, jadi tidak ada wahana tua karena wahana yang datang silih berganti.

Pihak menejemen PT Pembangunan Jaya berharap, ini bukan berhenti pada wahana dengan satu tema. Saat ini akan ada Dunia Fantasi yang kedua, namanya Dufan Ocean. Pihak pengelola masih  menunggu kemungkinan ada peroduser film Indonesia  yang mau mengangkat  cerita yang terjadi pada tahun1883 tentang meletusnya Gunung Krakatau. Tentu saja disesuaikan dengan bentuk wahana yang ada di Ancol. Diharapkan rencana ini bisa terwujud, paling lambat tahun 2017 sudah bisa beroperasi.

Dalam bidang kepedulian dengan masyarakat lingkungan terdekat, pihak menejemen juga tidak tinggal diam. Seperti penuturan Winarto, PT Pembangunan Jaya juga telah membuat sekolah rakyat di daerah Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, jauh sebelum gencar program pemerintah mengenai sekolah Pendidikan Usia Dini (PAUD).

Para anak-anak dari anggota keluarga kurang mampu dari segi ekonomi ini, dibina dan dibantu peralatan dan biaya sekolah mereka hingga ke bangku SD. Juga membantu masyarakat setempat dalam mengelola sampah menjadi pupuk atau dibuat menjadi barang bermanfaat lainnya.

Pertimbangan kenapa menejemen PT Pembangunan Jaya harus peduli lingkungan, kata Winarto, ini tidak lain karena tidak mungkin setiap kunjungan ke Ancol mereka dibebaskan membayar tiket.

“Didatangi atau tidak, maka menejemen Ancol tetap akan mengeluarkan biaya operasi. Dengan tiket seharga Rp260 ribu itu, bisa diinstal, diangsur dalam setahun. Jadi selain jiwa bisa sehat, juga bisa lepas dari stres, relaksasi, dengan cukup membayar Rp 25 ribu per bulan,” kata Winarto.

Terrkait dengan hadirnya Kisti, pengunjung setia Dufan yang salah satu video hasil kunjungannya ke Dufan diupload di Youtube, maka pihak menejemen juga memberi kesempatan kepada pengunjung lain, selain wartawan dan blogger, untuk ditantang membuat video hasil kunjungannya ke Dufan serupa dengan bikinan Kisti.

“Bulan April ini hingga Juni 2014 mendatang, kita akan evaluasi video di Youtube, siapa yang paling menarik dan heboh video kunjungannya terutama ke wahana baru Ice Age ini. Hadiahnya cukup menarik, diundang ke Dufan dan keluarga  bermalam di Ancol selama 2 malam, biaya produksi diganti. (*)

IMG-20140410-00642

Menikmati sensasi di atas perahu yang memutar dan bikin pusing (foto : Nur Terbit)

2 Comments

Tinggalkan Balasan ke Astri Damayanti X